SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (11/5/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Jutaan orang masih menganggur meskipun ekonomi Indonesia tumbuh positif. Ini menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah, tak hanya bagi kementerian bidang ekonomi, tetapi juga bidang pendidikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran terbuka per Februari 2022 sebanyak 8,40 juta orang atau tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,83%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ironisnya, tingkat pengangguran pada kelompok lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi yang tertinggi. Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan PT dari tamatan SMK masih jadi yang paling tinggi dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya.

Berdasarkan rilis BPS, TPT pada Februari 2022 mempunyai pola yang hampir sama dengan Februari 2021. Pada Februari 2022, TPT dari tamatan SMK masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 10,38%.

Sementara TPT yang paling rendah adalah pada kelompok lulusan sekolah dasar (SD) ke bawah, yaitu sebesar 3,09%. “PT terendah ada di tingkat SD. Tingkat SD ke bawah bersedia menerima pekerjaan apapun, sementara pada jenjang pendidikan tinggi, biasanya memilih-milih pekerjaan sehingga TPT masih tinggi,” jelas Margo dalam rilis BPS, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Jumlah Pengangguran Capai 8,4 Juta Orang, Kemenaker Janji Lakukan Ini

Melihat data dalam tiga tahun terakhir, jumlah tamatan SMK dan sederajat selalu menjadi yang tertinggi dalam menyumbang angka pengangguran. Padahal, SMK termasuk dalam vokasi yang seharusnya para lulusan SMK sudah siap kerja dengan keterampilannya.

Ketua bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Antonius J. Supit melihat ada yang salah dengan kondisi tersebut. “Ada indikasi bahwa SMK kita belum berjalan efektif. SMK ini sekolah vokasi, Kemendikbud harus mengevaluasi, apakah SMK ini sudah berjalan sesuai dengan sistem vokasi yang benar?” ujar Anton, Senin. Selengkapnya di  halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (11/5/2022).

Dilego Sejak 2017, Semestinya Diurus Dari Dulu

KLATEN — Perlindungan atas lahan dan bangunan eks pabrik karung goni Delanggu yang kini dijual melalui situs jual-beli dipertanyakan. Seharusnya pemerintah tahu sejak awal dan melakukan tindakan, termasuk mengurus statusnya sebagai bangunan diduga cagar budaya.

Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten menyurati Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menyikapi kabar penjualan itu. KPCB berharap ada perlindungan terhadap bangunan cagar budaya. Humas KPCB Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan komunitas menyurati BPCB.

Selain itu, komunitas melaporkan ke Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten setelah didapati ada upaya penjualan eks pabrik karung goni Delanggu melalui situs jual-beli online.

”Kami tindaklanjuti dalam bentuk surat laporan ke BPCB Jawa Tengah serta laporan ke Dinas Kebudayaan secara lisan. Intinya agar lebih melindungi bangunan cagar budaya yang ada di Klaten,” kata Hari kepada Solopos, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Eks Pabrik Karung Goni Delanggu Dijual Online, BPCB Jateng: Asalkan…

Hari menjelaskan semestinya sejak lama sudah ada perlindungan terhadap bangunan agar budaya seperti eks pabrik karung goni Delanggu. “Bangunan itu sudah ada sejak lama. Semestinya dari pemerintah sudah tahu dan sudah ada langkah antisipasi. Kami minta ada upaya perlindungan,” jelas Hari.

Soal status bangunan eks pabrik karung goni Delanggu, Hari mengatakan hingga kini bangunan itu belum tercatat sebagai cagar budaya. Hari menyayangkan kepemilikan eks pabrik bersejarah itu bisa beralih.

“Dalam Pasal 17 (UU Cagar Budaya) sudah jelas. Setiap orang dilarang mengalihkan kepemilikan cagar budaya peringkat nasional, peringkat provinsi, atau peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, kecuali dengan izin menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan tingkatannya,” kata dia. Selengkapnya di  halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (11/5/2022).

Jl. Slamet Riyadi Hanya Untuk Olahraga

SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal membuat zonasi dalam uji coba car free day (CFD), Minggu (15/5/2022). JI. Slamet Riyadi nantinya bersih dari aktivitas perdagangan atau hanya boleh untuk olahraga.

Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, saat ditemui wartawan di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Selasa (10/5/2022). “Akan ada penataan. Penataannya zonasi. Misalnya pedagang makanan tidak boleh di city walk, makanan di (halaman) Loji Gandrung, Bank Jateng, dan Sriwedari,” kata dia.

Baca juga: CFD Solo Dibuka Lagi 15 Mei, Pemkot Solo: Slamet Riyadi Clear dari PKL

Jl. Slamet Riyadi bersih atau untuk kegiatan olahraga saja. Kegiatan olahraga itu termasuk memungkinkan yang diselenggatakan sponsor. “Makanan masuk di ruang-ruang, fasilitas pemerintah atau swasta yang akan kami komunikasikan. Itu nanti supaya diberi kesempatan mulai pukul 05.00 WIB sampai 09.00 WIB,” jelasnya.

Dinas Perdagangan (Disdag) diminta memberikan papan informasi mengenai zonasi. Pemkot Solo selanjutnya juga bakal memanggil paguyuban-paguyuban yang beraktivitas di area CFD. Selengkapnya di  halaman Soloraya Harian Solopos edisi Rabu (11/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya