SOLOPOS.COM - Koran Solopos hari ini edisi Rabu (15/10/2020) mengulas tentang longgar tak berarti aman dari Covid-19.

Solopos.com, SOLO--Koran Solopos hari ini edisi Rabu (15/10/2020) mengulas tentang longgar tak berarti aman.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo melonggarkan aturan anak-anak di atas usia lima tahun bepergian ke tempat publik per Selasa (13/10/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya anak-anak di bawah usia 13 tahun dilarang bepergian dan mengunjungi pasar tradisional, toko modern, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, tempat wisata, dan tempat bermain di Kota Solo. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Solo, Hari Wahyu Nugroho, menilai pelonggaran tersebut bisa memberikan ilusi semu pada masyarakat.

Video Simulasi Pembelajaran Tatap Muka SMPN 4 Solo Akan Jadi Panduan

Mereka menganggap kondisi sudah aman untuk mengabaikan protokol kesehatan. Ssementara sebelum pelonggaran saja masyarakat terkadang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan benar. Pelonggaran anak berkunjung ke tempat-tempat publik tidak lebih penting dibandingkan sekolah. Sementara, di saat yang sama sekolah-sekolah masih ditutup dan pembelajaran tatap muka (PTM) belum juga dimulai.

“Sekolah saja masih tutup namun malah tempat publik sudah buka. Padahal kalau dilihat dari skala prioritasnya, tempat publik untuk anak tidak lebih penting dari sekolah,” kata dia, saat dihubungi Espos, Rabu (14/10/2020). Hari mengatakan kasus Covid-19 pada anak akibat tertular dari orangtua atau keluarga di rumah. Pelonggaran anak berkunjung di tempat publik meningkatkan potensi penularan karena mereka bertemu lebih banyak orang.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Di Bawah Naungan Selter Manahan

Yohanes, 51 dan Tanti, 53 menunggu konsumen satai kuda di Selter Manahan Jl. Menteri Supeno, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Selasa (13/10/2020). Sudah dua jam pasangan tersebut menggelar lapak tapi belum ada satu konsumen yang datang.

Pandemi Covid-19 membuat pendapatan mereka berkurang signifikan. Hal ini terjadi karena para pelanggan Yohanes mayoritas warga luar kota yang tidak melakukan perjalanan ke Kota Solo.

KPU Sukoharjo Pasang Pengaman Khusus Pada Surat Suara Pilkada 2020, Jangan Coba-Coba Jiplak!

Yohanes menjelaskan, bisa menjual dua sampai tiga kilogram satai kuda per hari sebelum pandemi Covid-19. Kondisi pasar yang sepi menggugah ingatannya ketika satai kuda buatannya menjadi buruan banyak orang hingga atlet nasional.

“Bambang Pamungkas dan Gunawan Dwi Cahyo selalu pesan satai kalau main di Manahan. Sampai pesan diantarkan ke hotel,” katanya.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Gandekan Karantina Belasan Warga

Sebanyak 17 warga Kelurahan Gandekan menjalani karantina mandiri di SD Kristen Gandekan sejak Senin (12/10/2020). Mereka menjadi kontak dekat satu keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Isolasi dilakukan di gedung sekolah tersebut mengingat sempitnya lingkungan rumah tinggal. Lurah Gandekan, Ari Rahmadani, mengatakan sedianya ada 19 warga yang harus dikarantina setelah menjalani uji swab secara PCR (The Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction/RT-PCR).

Namun, hasil dua warga sudah keluar dan negatif Covid-19. “Karantina di gedung SD Kristen Gandekan ini diinisiasi oleh kelurahan karena kami melihat kondisi lingkungan tempat tinggal warga yang tidak memungkinkan untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Kondisinya padat dan mereka menggunakan kamar mandi umum. Kami bekerja sama dengan Jogo Tonggo RW006 menyediakan fasilitas karantina, termasuk suplai logistik,” jelasnya, Rabu (14/10/2020).

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

1 Reaktif, Pilketos SMAN 3 Ditunda

Salah satu siswa SMAN 3 Solo dikabarkan reaktif setelah menjalani rapid test. Sementara itu, beberapa agenda sekolah seperti pemilihan ketua OSIS (pilketos) ditunda.

Kepala SMAN 3 Solo Agung Wijayanto mengatakan, salah satu siswanya tersebut menjalani rapid test beberapa waktu lalu setelah kerabatnya terkonfirmasi positif Covid-19. “Ada salah satu siswa kami yang menjalani rapid test dan hasilnya reaktif. Dia melakukan rapid test karena ada kerabatnya yang positif [Covid-10],” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/10/2020).

Namun hingga saat ini siswa bersangkutan belum menjalani tes swab untuk memastikan keterjangkitan Covid-19 pada dirinya. “Jadi ini kan baru, jadi belum tes swab. Mungkin dalam waktu dekat ini. Orang tuanya sangat komunikatif dan mengabarkan perkembangan anaknya. Ini anaknya menjalani karantina mandiri,” imbuh Agung.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya