SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Jumat, 30 Juni 2017.

Solopos hari ini membahas tentang harga kuliner  selangit saat libur lebaran.

Solopos.com, SOLO – Beberapa dugaan kasus harga kuliner yang tak wajar selama libur lebaran mencuat di Jogja dan Solo. Untuk Kota Solo, hal itu dikhawatirkan bisa merusak citra Kota Solo sebagai pusat wisata kuliner peringkat 1 di Tanah Air versi Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berita mengenai imbauan agar pemilik usaha kuliner tidak mematok harga tak wajar selama libur lebaran menjadi headline halaman utama Harian Umum Solopos, Jumat (30/6/2017). Selain itu ada juga berita tentang sukarelawan lebaran yang meraup untung dan ada juga berita laporan arus balik di jalur tengah Jawa Tengah.

Simak cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos, edisi Jumat 30 Juni 2017;

KULINER SOLO: Jangan Cekik Konsumen

Pelaku usaha kuliner di Kota Solo diminta tidak mencekik konsumen dengan mematok harga makanan tidak wajar selama libur Lebaran.

Mematok harga tidak wajar selama libur Lebaran bisa merusak citra Kota Solo sebagai pusat wisata kuliner peringkat I di Tanah Air versi Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Harga kuliner yang tidak wajar juga berpotensi melanggar UU Perlindungan Konsumen.

Pelaku usaha kuliner wajib memasang daftar harga makanan. Tagihan ke konsumen wajib sesuai dengan daftar harga yang dipasang. Hal itu sesuai dengan Pasal 10 UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam aturan itu disebutkan, ”Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai harga atau tarif suatu barang dan atau jasa”.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

SUKARELAWAN LEBARAN: Sehari Dapat Rp175.000, Anak Jadi Pocokan

Pepatah yang menyebut ”kesempatan tak akan datang dua kali” benar-benar dimanfaatkan sukarelawan yang ikut membantu mengatur arus lalu lintas (lalin) di pintu tol Ngasem dan Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Yusmadi, 54, salah satunya.

Sukarelawan yang bertugas di pintu tol Ngasem sehari-hari bekerja sebagai juru parkir di Kartasura. Yusmadi untuk sementara meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai juru parkir di pusat perbelanjaan.

”Ketika ada lowongan tenaga klebet[pengibas bendera] untuk mengatur arus lalu lintas di tol Ngasem saya langsung mendaftarkan diri. Dalam satu hari bekerja yaitu sejak tol buka pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB saya mendapat upah Rp90.000,” kata dia di sela-sela bertugas di pintu tol Ngasem, Kamis (29/6). Konsekuensinya dalam cuaca panas atau hujan dia harus sanggup bertugas.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

ARUS BALIK LEBARAN: Jalur Tengah Macet 12 Km

Jalur tengah di Jawa Tengah (Jateng) yang menghubungkan Purwokerto-Tegal-Brebes-Jakarta macet parah hingga 12 kilometer (km) pada H+3 Lebaran, Kamis (29/6). Sementara itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyiapkan strategi mencegah macet di tol seiring beroperasinya truk angkutan barang mulai H+4 Lebaran. Kemacetan di jalur tengah terjadi di ruas Bumiayu-Linggapura, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, mengular 12 km mulai Pasar Linggapura hingga jalur lingkar Bumiayu.

Selain banyaknya pemudik yang akan kembali ke Jakarta, aktivitas di Pasar Linggapura juga berperan memicu kemacetan. Kemacetan panjang juga terjadi di Karangsawah, Tonjong, Brebes. Kemacetan sepanjang 5 km terjadi karena perlintasan kereta api (KA) dengan ekor kemacetan di ruas Ciregol, Tonjong.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya