Solopos.com, SOLO — Manuver Gibran Rakabuming Raka mendapatkan rekomendasi dalam pilkada menimbulkan dilema di PDIP. Dia memiliki peluang menang karena memiliki kekuatan.
Namun jika dia maju akan melukai internal PDIP karena sebelumnya memiliki calon lain. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menilai putra sulung Presiden Joko Widodo itu memiliki semua sumber daya untuk menang dalam Pemilihan Wali Kota Solo 2020.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kabar tentang dilema PDIP menjelang Pilkada Solo 2020 itu menjadi sorotan utama di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (1/11/2019). Berita tersebut bisa disimak selengkapnya di E-Paper Solopos.
Selain itu, di halaman utama Harian Umum Solopos edisi hari ini juga terdapat ulasan mengenai dampak kemarau panjang di Sragen.
Embung Pungkruk, Oasis di Musim Kemarau
Gersang. Demikian kesan pertama Espos saat menginjakkan kaki di Dukuh Pungkruk, Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar, Sragen, Kamis (31/10/2019). Musim kemarau berkepanjangan membuat sebagian besar pepohonan di dukuh itu meranggas.
Hampir di tiap sudut jalan terdapat kolam sederhana yang terbuat dari bahan terpal. Kolam itu tidak digunakan untuk budi daya lele, namun menampung air bersih bantuan yang datang tidak menentu.
Baca selengkapnya di: E-Paper Solopos.
Sedangkan di halaman Soloraya, terdapat ulasan mengenai penetapan UMK Solo 2020. Ada juga kabar dari Disdikbud Wonogiri yang berencana menerapkan sistem sekolah lima hari.
UMK Solo Disepakati Rp1,95 Juta
Upah Minimum Kota (UMK) Solo 2020 disepakati Rp1.956.200. Kini, nilai UMK tersebut tinggal menunggu penetapan oleh Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
Sementara Serikat Pekerja Nasional (SPN) berharap ke depan penentuan UMK didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL) masing-masing daerah. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Solo, Ariani Indriastuti, mengatakan berdasar rapat Dewan Pengupahan Solo, didapatkan kesepakatan mengenai nilai UMK Solo untuk 2020.
Baca secara lengkap di: E-Paper Solopos.
Disdikbud Wonogiri Berencana Terapkan 5 Hari Sekolah
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri berencana menerapkan lima hari sekolah, yakni Senin-Jumat, bagi SMP negeri di Wonogiri. Kebijakan itu bakal diambil untuk memberi siswa waktu lebih lama bersama keluarga, di samping guna mengefisienkan biaya operasional siswa dan sekolah.
Sekretaris Disdikbud Wonogiri, Sriyanto, kepada Espos, Kamis (31/10/2019), menyampaikan seluruh SMP negeri sudah menggelar polling atau jajak pendapat, sejak dua pekan lalu, untuk mengetahui respons siswa, orang tua siswa, dan guru.
Simak secara lengkap di: E-Paper Solopos.