SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis, 7 April 2022.

Solopos.com, JAKARTA — Lonjakan inflasi diprediksi tak bisa ditahan akibat kenaikan harga berbagai komoditas dan penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 11%. Tunjangan hari raya (THR) menjadi harapan di tengah kenaikan harga. Saat kenaikan harga di depan mata, instruksi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terkait tunjangan hari raya (THR) menjadi penyeimbang.

Setelah dua tahun pembayaran THR mendapatkan relaksasi akibat situasi pandemi Covid-19, pemerintah memutuskan THR tahun ini harus dibayar penuh dengan pertimbangan perekonomian yang mulai pulih. Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.36/2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.6/2021 tentang THR Keagamaan bagi Pekerja atau Buruh di Perusahaan, THR wajib dibayarkan paling lama tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Baca juga: Tak Bayar THR Penuh, Perusahaan Bisa Kena Sanksi, Ini Alasannya

Dari sisi konsumsi, pembayaran THR akan memberikan sentimen positif bagi ekonomi Indonesia. Di sisi lain, pembayaran THR dihadapkan sejumlah kenaikan harga bahan pokok, energi, hingga PPN. “THR ini kan artinya satu kali gaji, akan ada kenaikan tingkat pendapatan, sehingga uang dapat dibelanjakan baik untuk konsumsi selama Ramadan termasuk makanan minuman dan restoran, seta persiapan Idulfitri dan mudik Lebaran,” ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, Selasa (5/4/2022).

Meski dalam kondisi seperti sekarang ini, Ramadan dan Lebaran masih menjadi momen yang akan memacu tingkat konsumsi lebih tinggi dari bulan-bulan lain. Sektor makanan, minuman, pakaian jadi, dan transportasi akan terlihat kenaikannya meski tidak seperti kondisi sebelum pandemi. “Tahun 2022 ini keputusannya pembayaran THR secara penuh yang artinya diharapkannya dapat menjadi kompensasi dengan adanya kenaikan harga barang atau inflasi yang terjadi,” lanjutnya.

Menyatukan Anak Merbabu dengan Meriam Bambu

BOYOLALI — Bagi Habibah, bumbung atau meriam bambu bukan suara yang menakutkan. Terlepas dari risikonya, suara itulah yang menyatukan anak-anak di kampungnya di lereng Gunung Merbabu, Boyolali, setiap Ramadan tiba. Gadis 13 tahun itu menunjukkan long bumbung di kampungnya bukan hanya mainan bagi anak-anak laki-laki. Anak perempuan juga ikut serta bermain meriam bambu.

Bagi dia, bermain meriam bambu adalah kebiasaan sejak kecil. Bahkan, dulu dia tak hanya menyalakan meriam bambu, tetapi juga petasan kaleng. “Tetapi yang petasan kaleng sudah tidak lagi dilakukan, soalnya kami takut ada kejadian di berita anak main petasan kaleng kemudian kecelakaan,” ungkap siswi SMPN 1 Selo tersebut. Selasa (5/4/2022) sore, puluhan anak di Dusun Ngaglik, Desa Samiran, Selo, Boyolali, itu bahu-membahu mengangkat empat meriam bambu.

Baca juga: Ngabuburit Cah Lereng Merbabu Boyolali: Main Long Bumbung dan TPA Alam

Selain meriam bambu berukuran 1 meter, beberapa lainnya membawa karbit, minyak tanah, dan air sebagai bahan penyulut meram bambu. Meriam bambu dan bahan-bahan penyulut itu diusung anak-anak menuju lahan terbuka milik Resto Argo Bum yang jauh dari permukiman warga. Di sana, ujung meriam bambu diarahkan ke Gunung Merapi yang terlihat jelas sore itu. Setelah semua siap, anak-anak menyalakan meriam bambu dan suaranya saling bersahutan. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap sore menjelang buka puasa atau ngabuburit ala anak-anak setempat.

200 UMKM Ramaikan Night Market Ngarsapura

SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal menggelar Night Market Ngarsapura, Sabtu (9/4/2022). Sebanyak 200 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan meramaikan acara itu. Omzet Night Market diperkirakan mencapai sekitar Rp200 juta/malam. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian Kota Solo, Wahyu Kristina, menjelaskan telah berkoordinasi dengan paguyuban UMKM, Selasa (5/4/2022).

Baca juga: Night Market Ngarsopuro Solo Buka Lagi 9 April, Dulu Omzetnya Fantastis

Night market bakal beroperasi mulai pukul 17.00 WIB sampai 22.00 WIB. “Ada paguyuban, sekitar 200 UKM. Nah, paguyuban sudah ada. Namun, dua tahun (night market tutup). Nanti kami list lagi, apakah ada yang harus digantikan. Laporan (yang kami terima) paguyuban aktif dan menunggu buka lagi,” kata dia. Ina, sapaannya, mengatakan aturan lama adalah 20% pedagang ber-KTP luar Solo.

Kondisi terkini menyisakan separuhnya atau 10%. Pedagang yang terdaftar menjadi prioritas. “Ya berat buat mereka selama tutup itu. Selama ini, night market menjanjikan. Konon omzetnya mencapai Rp200 juta/malam. Kalau dirata-rata maka satu pedagang omzetnya Rp1 juta per malam,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya