SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Kepala daerah diminta fokus bekerja menjalankan pemerintahan daripada terjebak dalam pusaran politik dalam Pilpres 2019. Dari sisi etis, aksi dukung-mendukung oleh kepala daerah berpotensi mengganggu pelayanan publik.

Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, menjelaskan yang dilarang berpolitik praktis sebagaimana diatur dalam UU No. 7/2017 adalah kepala desa atau lurah, bukan kepala daerah. Secara aturan, kepala daerah diperbolehkan untuk berkampanye.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kabar soal anjuran seorang kepala daerah berdiri secara imparsial dan bukan unsu partai politik menjadi fokus utama Harian Umum Solopos edisi Senin (28/1/2019). Selain kabar itu, berikut cuplikan berita lainnya:

Pendukung Jokowi-Ma’ruf Ikuti Flashmob Kebangsaan

Massa pendukung caprescawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin mengikuti Flashmob Kebangsaan di Benteng Vasternburg Solo, Minggu (27/1). Sementara itu, cawapres Sandiaga Uno hadir dalam Pesta Wirausaha di Jakarta.

Flashmob Kebangsaan dihadiri Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Kota Solo Her Suprabu, dan Ketua DPC PDIP Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. Erick disambut dengan pendukung Jokowi-Ma’ruf yang membawa bendera Merah Putih. Berbagai tarian tradisional ditampilkan di tengah-tengah massa yang memadati Benteng Vastenburg.

Baca selengkapnya: Epaper Solopos

Lilyana Natsir Tetap Luar Biasa

Atlet Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet, pensiun dari dunia bulu tangkis yang telah 24 tahun digelutinya. Sejak bergabung di pelatnas PBSI pada 2002, Liliyana dikenal sebagai spesialis ganda campuran meski sempat tampil sebagai ganda putri bersama Eny Erlangga hingga Vita Marissa. Pilihannya tak salah. Bersama Nova Widianto (2005-2010) dan Tontowi Ahmad (2010-2019), Butet meraih beragam trofi kejuaraan.

Baca selengkapnya: Epaper Solopos

Warga Klaten Dikabarkan Meninggal Tertembak di Suriah

Muhammad Saifuddin, warga Desa Tempursari, Ngawen, Klaten, dikabarkan meninggal dunia di Suriah. Ia meninggal setelah dadanya tertembak. Kabar meninggalnya Saifuddin dibenarkan keluarga. Kakak Saifuddin, Muhammad Muinudinillah Basri, mengatakan ia menerima informasi adiknya meninggal dunia sejak Kamis (24/1/2019).

”Meninggalnya Rabu [23/1] lalu. Katanya terkena pecahan peluru kemudian mengenai dada,” kata Muinudinillah yang juga Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) tersebut saat dihubungi Espos, Minggu (27/1/2019).

Baca selengkapnya: Epaper Solopos

Harlah Muslimat NU: Menolak Hoaks, Kedepankan Toleransi

Sekitar 100.000 anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Deklarasi Antihoaks, Fitnah, dan Ghibah, saat perayaan Hari Lahir ke-73 Muslimat NU di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (27/1/2019). Deklarasi dipimpin Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Deklarasi berisi empat poin yang dibacakan Khofifah dan diikuti seluruh anggota Muslimat yang hadir di tempat tersebut.

Pertama, menekankan pentingnya penolakan hoaks, fitnah, dan ghibah yang dapat memicu perpecahan dan perselisihan bangsa. Kedua, menegaskan anggota Muslimat NU tidak akan membuat dan menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, fitnah, dan ghibah. Ketiga membudayakan menyaring berita sebelum menyebar informasi yang diterima. Serta mengingatkan perlunya berpikir positif untuk menguatkan ukhuwah dan persatuan bangsa.

Baca selengkapnya: Epaper Solopos

Perahu Wisata di Antara Sampah Kali Pepe

Perahu hias di Kali Pepe, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, mulai beroperasi pada Senin (28/1/2019) pagi. Pengunjung dikenai tarif Rp10.000 untuk berwisata menggunakan perahu dari dermaga Kelurahan Sudiroprajan menuju Kreteg Gantung lalu berputar kembali.

Baca selengkapnya: Epaper Solopos

Sepeda Motor Jadi Transportasi Anak SD

Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang mengendarai sepeda motor ke sekolah di Kecamatan Juwangi, Boyolali, bukan lagi menjadi pemandangan asing. Mereka mengatakan jarak rumah yang terlalu jauh dari sekolah jadi alasan mengendarai sepeda motor.

Baca selengkapnya: Epaper Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya