SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Rabu, 14 Juni 2017.

Solopos hair ini membahas tentang respons Presiden Joko Widodo mengenai pansus angket KPK.

Solopos.com, SOLO – Akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai poplemik penggunaan hak angket DPR untuk menyelidiki KPK. Menurut Jokowi penggunaan hak angket murtni ranah DPR. Presiden hanya mengingatkan dirinya tak ingin KPK dilemahkan karena efek hak angket.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Berita mengenai respons Jokowi terkait hak angket DPR untuk menyelidiki KPK menjadi headline Harian Umum Solopos, Rabu (14/6/2017). Selain berita itu ada juga ulasan uji coba timnas melawan Puerto Rico dan kisah inspiratif jur parkir asal Boyolali yang kini sukses berwirausaha.

Simak cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Rabu 14 Juni 2017;

PANSUS ANGKET KPK: Presiden: Angket Ranah DPR

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan penggunaan hak angket untuk menyelidiki KPK merupakan ranah DPR.Namun, Presiden ingin KPK tidak dilemahkan.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat berada di Ruang Wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6). ”Itu wilayahnya DPR,” kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah Panitia Khusus (Pansus) Angket KPK akan melemahkan lembaga antirasuah itu.

”Kalau saya tidak ingin KPK itu lemah. KPK harus kuat dan upaya pemberantasan korupsi tidak boleh kendur karena negara kita masih membutuhkan upaya-upaya yang luar biasa dalam pemberantasan korupsi,” papar Presiden.

Dia menyatakan KPK yang kuat dan independen harus menjadi landasan dalam upaya pemberantasan korupsi. Hal itu harus menjadi landasan bagi semua pihak dalam melangkah dan mengambil keputusan. ”Jangan ada pikiran-pikiran melemahkan KPK, tidak boleh.”

Dia menyatakan bila kinerja KPK ada yang kurang sempurna harus dibenahi. Namun, pemerintah ingin KPK tetap kuat dalam upaya pemberantasan korupsi.

Pernyataan senada disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK). Dia mengatakan pemerintah tidak mendukung adanya pelemahan KPK. Namun, JK menyebut Pansus Angket KPK belum tentu melemahkan. ”Jangan dulu dianggap melemahkan, bisa saja menguatkan. Belum diketahui prosesnya,” ujar dia.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

UJI COBA TIMNAS: Lewatkan Banyak Peluang, Harus Puas Imbang

Timnas Indonesia hanya mampu bermain imbang tanpa gol saat menjamu Puerto Riko dalam laga uji coba yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, Selasa (13/6) malam WIB. Irfan Bachdim dan kawan-kawan gagal menjebol gawang Puerto Riko meski mendapat banyak kesempatan.

Tampil di hadapan publik sendiri, Skuat Garuda tampil lebih menjanjikan ketimbang saat berlaga melawan Kamboja di National Stadium, Phnom Penh, Kamboja yang berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Indonesia, Kamis (8/6). Menurut catatan soccerway, Timnas Indonesia yang dibesut Luis Milla membuat 10 kali tembakan. Sayang hanya tiga yang tepat sasaran, lainnya melenceng. Sementara Puerto Riko yang dilatih Carlos Garcia juga melakukan 10 tembakan dengan enam di antaranya tepat sasaran. Sedangkan dari sisi penguasaan bola, Skuat Garuda kalah dominan dengan perbandingan 45%-55%.

Berdasarkan pengamatan Esposselama pertandingan yang disiarkan langsung oleh MNC TV, tampil didepan suporter yang memadati Stadion Maguwoharjo, membuat Irfan Bachdim dkk berani tampil menyerang. Peluang pertama Indonesia didapatkan melalui tendangan bebas. Sayang, tendangan Irfan Bachdim yang menjadi eksekutor mampu bisa dihalau para pemain belakang Puerto Riko yang juga tampil baik dan taktis.

Indonesia terus menekan pertahanan tim tamu di menit-menit awal di babak pertama. Pola permainan tidak terlalu berbeda dengan saat melawan Kamboja. Luis Milla sepertinya masih menginstruksikan para pemainnya untuk memainkan bola-bola panjang. Namun kali ini koordinasi antarpemain Indonesia lebih baik.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

KISAH INSPIRATIF: Dulu Jukir, Kini Bos Kafe Susu

Gandung Sutriyono sama sekali tak menyangka kehidupannya bakal berubah 180 derajat. Pria berusia 35 tahun asal Kelurahan Kemiri, Mojosongo, Boyolali ini, semula adalah seorang juru parkir (jukir) di salah satu mal di Kota Solo sekitar 10 tahun silam.

Kini takdir berkehendak lain. Ayah empat anak ini menjadi pengusaha sukses setelah jungkir balik mengelola usaha kafe susu dan hiburan kreatif di Soloraya. ”Saya dulu jadi jukir atas permintaan orang tua. Ayah kebetulan punya kenalan pengelola parkir mal di Solo, lalu saya diminta kerja jadi jukir di sana,” kisah Gandung saat berbincang dengan Esposdi salah satu kedainya di Boyolali, akhir pekan lalu.

Kisah perjuangan Gandung dimulai 2005 silam, tepatnya selepas menamatkan kuliahnya di Jurusan Seni Rupa Murni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Merasa tak tertantang bekerja sebagai jukir, Gandung kembali ke ”habitatnya” sebagai seniman. Ia membuka distro di Kota Susu dengan bermodal Rp5 juta pemberian orang tuanya. ”Uang itu sangat berharga sekali. Sebab, saya harus membagi untuk sewa kios, beli etalase, kulakan baju, dan lain-lainnya,” kenang suami Dwi Ary Lusiani ini.

Tanpa dinyana, distro milik Gandung berkembang pesat. Omzetnya melesat. Dia berhasil membuka cabang baru di sejumlah tempat. Delapan tahun distro milik Gandung bertengger di urutan teratas di Kota Susu. Namun, badai menghantamnya bersamaan dengan lesunya industri distro. ”Usaha saya ikut kolaps. Rumah orang tua saya ikut terjual. Sedih rasanya,” terangnya.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya