SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Rabu (29/1/2014)

Solopos.com, Solo–Tujuh orang meninggal dunia akibat musibah tanah longsor yang terjadi di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (28/1).

Dalam peristiwa yang terjadi pada pukul 02.00 WIB tersebut total ada 14 orang tertimbun tanah longsor dari bukit di belakang rumah mereka. Lima orang berhasil selamat dan dua—satu di antaranya anak balita bernama Nindi—masih dicari tim penyelamat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

FPDIP Bantah Boikot Agenda DPRD

Empat anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) membantah memboikot agenda dengar pendapat (hearing) Komisi I DPRD Sukoharjo yang digelar Senin (27/1).

Mereka mengaku pada saat bersamaan memiliki agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan. Selain itu, mereka juga menyayangkan undangan hearing yang hanya disampaikan melalui pesan singkat atau short message service (SMS).

Penjual Sayur & Petugas Kebersihan Mantap Nyaleg

Banyak yang beranggapan untuk menjadi caleg haruslah tajir dan berduit. Ketatnya tingkat persaingan untuk bisa bersaing menduduki kursi wakil rakyat membuat biaya politik menjadi sangat tinggi.

Akan tetapi tekad dan niat yang dilakukan pedagang sayur keliling di Cepogo, Dadang Kurnia, dan seorang guru wiyata bakti (WB) di Andong, Samini, ini menepis anggapan tersebut. Tanpa modal materi berlebih, mereka nekat bertarung dengan para caleg berduit.

70 Rumah di Sukoharjo Terendam Banjir

Sedikitnya 70 rumah di wilayah Kecamatan Sukoharjo, tepatnya di Kelurahan Jetis, Joho dan Sukoharjo, terendam banjir akibat hujan selama berjam-jam, Senin (27/1).

Namun demikian, warga yang tinggal di lokasi banjir enggan mengungsi karena merasa sudah terbiasa dengan kondisi itu. Pantauan Espos, Selasa (28/1), air setinggi paha orang dewasa menggenang di Kampung Tambahrejo, Jetis. Sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing.

Melanggar Aturan, Ribuan APK Ditempeli Stiker

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) di lima kecamatan di Solo secara serentak menyegel ribuan alat peraga kampanye (APK) yang melanggar Perwali No. 2/2009 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 15/2013, sejak Selasa (28/1). Penyegelan dilakukan dengan menempelkan stiker bertuliskan melanggar perwali dan PKPU di setiap APK.

Hujan Deras Antarkan Kematian Kiai Bodong

“Sebenarnya kami sudah beberapa kali memeriksakan Kiai Bodong ke dokter. Tetapi ternyata tidak dapat diselamatkan,” ujar Tindih Mahesa Keraton Kasunanan Surakarta, K.R.M.H. Adityo Soeryo Harbanu.

Tindih, Selasa (28/1) siang, mengungkapkan hal itu di sela-sela menunggui proses penggalian tanah untuk mengubur Kiai Bodong, yaitu salah satu kerbau bule keturunan Kyai Slamet, di Alun-alun Kidul (Alkid) Keraton Surakarta. Salah satu kerbau yang biasa dikirab pada malam 1 Sura tersebut sudah berumur 30 tahun. Kyai Bodong keturunan Kyai Slamet yang berumur tertua. Kerbau pusaka keraton itu mati karena mengidap penyakit kanker di punggung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya