SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini Senin (21/11/2016)

Solopos hari ini mengabarkan sertifikat jaminan produk halal diterbitkan pemerintah dengan fatwa dari MUI.

Solopos.com, SOLO — Penerbitan sertifikat dan label halal suatu produk akan ditangani Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Namun, fatwa halal tetap menjadi domain Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penerbitan sertifikat halal, pencabutan sertifikat halal, dan pemberian label halal pada produk menjadi wewenang BPJPH Kementerian Agama (Kemenag) sesuai amanat UU No. 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal (selengkapnya lihat grafis).

Pernyataan itu disampaikan Kasubdit Produk Halal Kemenag, Siti Aminah, Minggu (20/11/2016), untuk menepis isu yang berkembang di media sosial (medsos) yang menyebutkan sertifikasi produk halal sepenuhnya diambil alih pemerintah.

Ekspedisi Mudik 2024

Kabar ini menjadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Senin (21/11/2016). Selain itu Solopos hari ini juga mengabarkan kecelakaan kereta api di India, turnamen bulu tangkis China Open 2016, dan kisah siswi SMKN di Sragen jual liontin demi sekolah.

Simak cuplikan kabar Harian Umum Solopos hari ini, Senin:

KEJUARAAN BULU TANGKIS : Gelar Pelepas Dahaga dari Owi/Butet & Kevin/Markus

Indonesia memastikan dua gelar juara di China Open Super Series Premier 2016 lewat perjuangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Kevin Sanjaya Sukamoljo/Markus Fernaldi Gideon di Fuzhou, Tiongkok, Minggu (20/11/2016).

Trofi tersebut menjadi pelepas dahaga publik Indonesia seusai nirgelar di dua turnamen sebelumnya, French Open dan Denmark Open. Ganda campuran kenyang pengalaman, Tontowi/ Liliyana, tampil impresif dengan menyudahi perlawanan wakil tuan rumah, Zhang Nan/Lin Yinhui 21-13, 22-24, dan 21-16.

Peraih medali emas Olimpiade 2016 itu memastikan trofi kedua di China Open seusai bertarung selama satu jam 14 menit. Sebelumnya ganda putra Indonesia

Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi tampil mengejutkan dengan mengalahkan pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen 21-18 dan 22-20. Kemenangan itu menjadi revans atas kekalahan Kevin/Marcus atas pasangan Denmark di Malaysia Open 2015.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

MUSIBAH TRANSPORTASI : KA di India Anjlok, 119 Orang Meninggal

Setidaknya 119 orang tewas dan lebih dari 150 orang lainnya cedera saat sebuah rangkaian kereta api ekspres anjlok dari jalurnya di Negara Bagian Uttar Pradesh, India, Minggu (20/11/2016).

Jumlah korban tewes dikhawatirkan terus bertambah karena petugas penyelamat masih mencari penumpang yang terjebak di antara reruntuhan gerbong kereta. Kereta dengan 14 gerbong itu terguling di jalur antara Kota Patna dan Kota Indore.

Lokasi kejadian berada di Pukhrayan, 65 km selatan Kota Kanpur. Pihak berwenang menyatakan masih memeriksa kondisi rel untuk mencari penyebab tergulingnya rangkaian kereta itu.

Mereka menyatakan masih terlalu dini menyimpulkan pemicu kecelakaan kereta api terburuk di India sejak insiden tabrakan di Bengala Barat pada 2010 silam yang menewaskan 140 orang. Insiden kereta api di Indian yang paling parah terjadi pada 1981 ketika sebuah rangkaian kereta anjlok dan terjun dari sebuah jembatan ke dalam sungai di Negara Bagian Bihar.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PROBLEM PENDIDIKAN : Jual Liontin Demi Kembali Bersekolah

Kabupaten Sragen masih dibayangi tingginya anak rentan putus sekolah. Jalan licin selebar satu meter menjadi satu-satunya akses utama bagi Diah Tri Utami, 17, siswi SMKN 1 Jenar, yang tinggal di Dukuh Ngelo RT 006, Desa/Kecamatan Jenar, Sragen.

Jalan berupa tanah liat itu sering dilewati Diah saat berangkat dan pulang sekolah dengan mengendarai motor lawas. Rumah Diah terletak di ujung selatan lingkungan RT 006. Rumah berdinding gedek dan papan itu menghadap ke utara. Pintu rumah itu pun masih terbuat dari gedek tanpa kunci.

Tak ada teras. Lantainya pun masih berupa tanah. Rumah itu dikelilingi ladang dan hutan jati milik Perum Perhutani. Tempat kelahiran Diah itu terletak di sudut timur laut Kabupaten Sragen yang berbatasan dengan Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Gadis berkerudung itu lulus dari SMPN 1 Jenar pada 2015 lalu. Ia bersemangat untuk melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi. Keterbatasan ekonomi keluarga membuat Diah tak bisa berbuat banyak.

Desakan yang kuat dari orang tua memaksa Diah untuk bekerja. Selepas dari SMP, Diah merantau ke Ibu Kota mengikuti jejak tetangganya yang bekerja di sebuah catering dengan gaji Rp700.000/bulan. Setelah setahun di Jakarta, Diah tertarik dengan program Pengurangan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) 2016 dari Dinas Sosial (Dinsos) dari tawaran teman.



Program pendampingan yang mengembalikan anak ke bangku sekolah. Hasil kerjanya berupa kalung dan liontin seberat empat gram dijual senilai Rp1,05 juta. Uang itu digunakan untuk mendaftar di SMKN 1 Jenar dan untuk membeli seragam.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya