Solopos.com, SOLO-- Koran Solopos Hari Ini edisi Minggu (9/5/2021) mengulas tentang jaga tangga benteng terakhir.
Penyekatan pemudik di jalan menjadi salah satu upaya mencegah lolosnya pemudik dari luar Solo. Kalau pun ada yang lolos, dijamin nantinya tetap ketahuan oleh Satgas Jaga Tangga.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, kembali melakukan pemantauan kegiatan penyekatan pemudik, di Simpang Joglo, Sabtu (8/5/2021). Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengenakan jaket warna merah dengan tulisan "Indonesia" di bagian punggung. Gibran tidak hanya duduk di Posko Pengamanan Lebaran Joglo.
Tapi dia terjun langsung melihat proses penyekatan oleh aparat.Pantauan Espos Gibran berdiri di pinggir jalan melihat penyekatan sekitar dua jam. Selama memantau penyekatan Gibran tak sekali pun duduk. Dia terus berdiri sembari memastikan tidak ada mobil pelat luar Solo yang lolos pemeriksaan petugas.
Berbagai pilihan berita yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.
Waspada, Virus Itu Masih Ada
Seorang tokoh agama yang tinggal di wilayah Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, meninggal dunia pada Jumat (7/5/2021) sore, karena terpapar Covid-19. Kiai tersebut meninggal dunia di RSUD dr. Moewardi Solo.
Tokoh agama berinisial AH, 70, itu meninggal dunia setelah hasil swab test dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Camat Sidoharjo, Sragen, Susilohono, menyampaikan hal tersebut saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (8/5/2021).
Susilohono menerangkan kiai itu dinyatakan terpapar positif tiga hari sebelum meninggal dunia di RSUD dr. Moewardi Solo.
Kabar tokoh agama meninggal dunia karena Covid-19 di Sragen menambah panjang daftar kasus virus Corona di kabupaten ini.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Sri Subekti, mengatakan DKK mencatat kasus kematian pasien Covid-19 selama satu hari pada Sabtu sebanyak tiga kasus.
Berbagai pilihan berita yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.
Kualitas Air Rawa Jombor Mengkhawatirkan
Kandungan bakteri coliform di Rawa Jombor, Klaten, diketahui jauh melebihi ambang batas normal sejak beberapa tahun lalu. Hal ini diketahui dari hasil uji laboratorium oleh Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan (DLHK) Klaten.
Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan DLHK Klaten, Dwi Maryono, menjelaskan coliform merupakan bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran. Pengecekan kandungan coliform merupakan satu dari 28 parameter untuk mengetahui kualitas air.
Bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen di air, seperti virus, protozoa, dan parasit.
Berbagai pilihan berita yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.