SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (25/11/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Pulau Jawa bagian barat memiliki aktivitas kegempaan akibat sesar aktif yang jauh lebin tinggi dibandingkan wilayah lain di Jawa. Hal ini diungkapkan ahli geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Gayatri Indah Marliyani, Kamis (24/11/2022).

Gayatri menjelaskan gempa yang terjadi di darat seperti di Cianjur, Jawa Barat biasanya memiliki kedalaman yang dangkal yakni kurang dari 15 km sehingga guncangannya akan dirasakan dengan kuat di permukaan. “Jika jalur sesar di darat ini dekat dengan wilayah pemukiman, harus diwaspadai,” kata dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Munculnya pusat gempa di daratan, menurut Gayatri, dipicu sumber gempa yang berada pada zona subduksi atau tempat pertemuan dua atau lebih lempengan kerak Bumi, di mana salah satu lempengan masuk ke bawah lempengan yang lain. Sumber gempa lain berupa sesar-sesar aktif yang berada di darat. la mengatakan di Jawa ada banyak sesar aktif yang sudah teridentifikasi dengan baik seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Opak, Sesar Baribis, Sesar Kendeng, dan banyak sesar lainnya.

Menurut dia, bencana gempa yang terjadi di Cianjur dengan magnitudo cukup besar M 5.6bdan hiposenter yang dangkal yakni 11 km disebabkan oleh pergerakan sesar aktif di darat.

“Sumber gempa yang dekat dengan permukaan serta magnitudo yang cukup besar menyebabkan dampak merusak yang cukup meluas terutama di sepanjang jalur sesar tersebut,” kata dia.

Baca juga: BMKG: Cianjur Diguncang Gempa M 4,1 pada Jumat 25 November 2022 Dini Hari

Sementara itu, banyaknya bencana tanah longsor akibat gempa, menurut dia, dikarenakan di wilayah sekitar Cianjur, Sukabumi dan Bogor banyak jenis batuan yang ada di sekitar area tersebut dengan kemiringan lereng yang tinggi. Selain itu, batuan di wilayah Cianjur, Sukabumi tersusun oleh material hasil letusan gunung api yang masih lepas-lepas dan tebal.

“Ketika terkena guncangan keras akibat gempa bumi, lapisan tanah dan batuan lepas yang berada padanlereng yang terjal akan mudah bergerak dan longsor,” ujar dia. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (25/11/2022).

Data Anak Putus Sekolah di Solo Perlu Pengecekan

SOLO — Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Abdul Haris Alamsyah, belum lama ini menyebut adanya 1.519 anak yang putus sekolah dan 400 anak yang tidak pernah sekolah.

Berbagai faktor menurut Abdul Haris menjadi penyebab, yakni faktor kemiskinan, akses ke sekolah yang sulit, kurangnya motivasi orang tua dan kurangnya perhatian pemerintah. Menanggapi kondisi ini Disdik Kota Solo sedang memverifikasi data jumlah anak sekolah di Kota Solo yang putus sekolah ataupun yang tidak bersekolah. Menurut Disdik Kota Solo, perlu ada pembaruan data dan pengecekan di lapangan terkait data-data yang ada.

Baca juga: Seribuan Anak Solo Disebut Putus Sekolah, Disdik: Kami Verifikasi Dulu Datanya

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Renata saat ditemui Espos, Kamis (24/11/2022) menyebut saat ini Disdik Kota Solo sedang memperbarui data terkait jumlah anak tidak sekolah ataupun yang tidak pernah sekolah. Data terakhir yang saat ini tersedia adalah data tahun 2019 yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo.

“Kami sedang melakukan pembaruan data dari jumlah siswa yang tidak sekolah ataupun yang putus sekolah, karena data yang kami punya itu data dari 2019. Caranya dengan berkoordinasi dengan kelurahan di seluruh Kota Solo, kita berikan datanya lalu nanti diverifikasi,” ujar Dian. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (25/11/2022).

Gunakan Parkir Insidental

SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menyiapkan sejumlah lokasi parkir insidental di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo. Tujuannya mencegah parkir liar serta mengurangi kemacetan sekitar masjid.

Masjid Raya Sheikh Zayed diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Senin (14/11/2022). Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dishub Solo, Yulianto Nugroho, menjelaskan sudah menerapkan langkah-langkah preventif untuk mencegah parkir liar yang mengakibatkan kemacetan di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed.

Baca juga: Keramaian Masjid Raya Sheikh Zayed Bikin Macet, Dishub Solo Sudah Punya Solusi

“Sementara ini, kami menggunakan parkir insidental di Jl. Mentawai [sisi timur] masjid. Kami juga pasang barikade memutar di sepanjang area Masjid Raya Sheikh Zayed untuk mencegah parkir liar yang masuk kawasan masjid. Lalu di bagian utara masjid kami fungsikan untuk lokasi parkir insidental,” kata Yulianto Nugroho kepada Espos, Rabu (23/11/2022).

Mengenai menyempitnya J. Ahmad Yani karena banyaknya pengunjung, menurut Yulianto, tidak lepas dari banyaknya warga yang ingin ke masjid. Mereka ingin parkir di lokasi yang dekat masjid sehingga akhirnya menjadi kurang tertib. “Tentunya kalau masjid sudah resmi beroperasi, parkir bisa masuk. Saat ini kan padat karena banyak warga yang ingin ke masjid, tapi susah mencari tempat parkir yang dekat,” jelas dia. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (25/11/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya