SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi hari ini, Rabu (11/8/2021). (dok)

Solopos.com, SOLO — Belum ada indikasi pandemo Covid-19 di Indonesia akan berakhir. Yang terjadi, justru angka kematian yang kembali meningkat. Ironisnya, indikator kematian itu kini tak lagi digunakan dalam penilaian keparahan pandemi Covid-19 di daerah. Kenapa?

Topik ini menjadi sajian utama Koran Solopos edisi hari ini, Rabu (11/8/2021) yang diulas dalam berita berjudul Indikator Kematian Diabaikan. Berikut cuplikannya.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Selasa (10/8/2021), jumlah kematian harian kembali melampaui 2.000 orang. Sementara itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan 4 di Jawa dan Bali masih diperpanjang dengan beberapa perubahan dalam Instruksi Mendagri No. 30/2021. Pada Selasa atau hari pertama pemberlakuan Instruksi Mendagri baru itu, kasus kematian bertambah 2.048 orang atau tertinggi sejak 28 Juli 2021 lalu.

Baca Juga: PPKM untuk Sragen Versi Pusat Level 4, Versi Provinsi Level 3

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan pemerintah akan membentuk tim khusus untuk menangani wilayah wilayah dengan kematian yang tinggi akibat Covid-19.

“Kami membentuk tim khusus untuk menangani wilayah wilayah yang memiliki lonjakan kasus kematian yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir yang seperti kami lakukan di Yogyakarta,” kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (9/8/2021).

Cuplikan berita lainnya di Koran Solopos hari ini di antaranya:

Ekonomi Jateng Tumbuh Positif 5,66%

SEMARANG – Setelah sempat terkontraksi di angka 5,91% pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mulai berangsur membaik. Untuk kali pertama setelah hantaman pandemi, ekonomi Jateng tumbuh positif di angka 5,66 %.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah merilis data ekonomi Jawa Tengah kuartal II 2021 yang tumbuh positif 5,56%. Angka ini lebih baik dibandingkan kuartal 12021 yang masih terkontraksi -0,84%.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, menurut BPS, didorong oleh berbagai sektor. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jateng didorong oleh hampir seluruh lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi disumbangkan sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 85,43%. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, komponen yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah ekspor sebesar 34,43%.

Baca Juga: Resmi, Puan Maharani Digugat ke PTUN soal Anggota BPK

Mal Tetap Tutup

SOLO-Pemerintah Kota (Pemkot) Solo belum mengizinkan pusat perbelanjaan/ mal/pusat perdagangan buka sepenuhnya pada perpanjangan PPKM Level 4 selama 9-16 Agustus.

Aktivitas dikecualikan untuk pegawai toko yang melayani penjualan online dengan maksimal tiga orang setiap toko, restoran, supermarket, pasar swalayan, dan toko obat sampai pukul 20.00 WIB.

Sementara itu, supermarket, pasar swalayan, toko kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan lain- lain yang sejenis diizinkan buka sampai pukul 20.00 WIB dengan jumlah pengunjung maksimal 50% dari kapasitas normal. Protokol kesehatan harus dijalankan sangat ketat. Fasilitas umum, seperti area publik, taman umum, tempat wisata umum, tempat hiburan, dan area publik lainnya ditutup sementara.

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa Anda simak di Espos Premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya