SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (29/6/2022).

Solopos.com, SOLO — Sosialisasi dan masa transisi terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk membeli minyak gorenq curah rakyat (MGCR) mulai dilakukan Senin (27/6/2022). Sejumlah kritik mengalir, mulai dari akses hingga keamanan data.

Di Solo, pedagang minyak goreng curah Pasar Legi belum menerapkan PeduliLindungi dalam transaksi. Mereka juga belum mendapatkan sosialisasi petunjuk teknis yang jelas dan resmi untuk menerapkan teknis tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos di dua lokasi penjualan minyak curah Pasar Legi Solo, Selasa (28/6/2022), belum ada OR code PeduliLindungi yang terpasang di toko. Pegawai Kantor CV Sendang Makmur, Arista Fajar, mengatakan langkah tersebut menyulitkan pembeli yang tidak semuanya bisa mengoperasionalkan gawai.

Bahkan pembeli yang sudah berusia lansia bisa jadi malah tak punya gawai. CV mereka berlokasi di kawasan pasar tradisional. Sementara pembeli khususnya dari usia tua, bisa jadi tak membawa gawai saat ke pasar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kan yang beli enggak semua punya HP apalagi yang sudah berusia (lansia) kan mereka belum tentu bisa dan bawa pakai HP,” tutur dia, Selasa. Saat ini, tokonya masih menerapkan pembelian maksimal 10 liter per Nomor Induk Keluarga (NIK). Pembeli bisa datang ke toko, menunjukkan kartu identitasnya, dan petugas akan mencatat dan menginput nomor identitas mereka.

Baca juga: Beli Minyak Goreng Curah di Solo Belum Gunakan Aplikasi PeduliLindungi

“Saat ini kami masih menerapkan satu NIK hanya boleh membeli maksimal 10 liter kan memang begitu aturannya kan,” imbuh dia. Seorang pekerja yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan banyak pembeli yang tidak nyaman dengan cara tersebut.

Dia pernah menemukan beberapa pembeli yang takut membeberkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP). Ini mengingat banyaknya penipuan pinjaman online dan para pembeli takut data pribadi mereka bocor. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (29/6/2022).

1.700-an Ternak Mati, Penanganan PMK Disoal

JAKARTA — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kecewa dengan penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Pemerintah dinilai tidak serius menangani persebaran penyakit yang telah mematikan 1.700-an ternak itu.

Data Kementan yang dirilis melalui laman siagapmk. id hingga Selasa (28/6/2022) sore pukul 15.30 WIB menunjukkan hewan ternak yang positif terpapar PM& di Indonesia sebanyak 285.833 ekor. Dari jumlah tersebut, baru 92.237 ekor yang sembuh.

Sementara itu, sudah ada 1.707 ekor yang mati dan 2.704 ekor lainnya dipotong bersyarat. Karena belum menunjukkan perbaikan, SPR mengusulkan agar penanganan PMK diambil alih lembaga lain. Ketua Komisi IV DPR Sudin menyampaikan kemungkinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengambil alih penanganan wabah PMK jika Kementan tidak serius menangani.

Baca juga: Kerugian Akibat Penyakit PMK Capai Rp9,9 Triliun

Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR bersama Eselon I Kementan, Sudin mengatakan saat ini sudah terbentuk Satuan Tugas atau Satgas penanganan PMK atas perintah langsung dari Presiden Jokowi.

“Saya sudah dapat info bahkan SK Satgas sudah keluar. Kemungkinan BNPB yang akan ambil alih, kalau tidak, tidak akan berjalan sesuai dengan harapan Presiden,” kata Sudin pada awal RDP tersebut, Senin(27/6/2022). Sudin cukup kecewa dengan kinerja Kementan yang menurutnya lamban dan tidak menganggap serius masalah PMK.

“Berbagai persoalan di pertanian, wabah PMK, layanan pupuk, kelangkaan cabai, bawang merah, menunjukkan lemahnya kinerja pelayanan utama Kementerian Pertanian. Eselon I dan dinas-dinas sibuk mengurus proyek-proyek, bukannya mengurus petaninya,” ujarnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (29/6/2022).

Dipersilakan Mendaftar Lagi

SOLO — Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Solo Hery Mulyono menyebut sudah punya solusi terkait sekolah yang minim pendaftar. Calon siswa yang belum diterima dipersilakan mendaftar di sekolah yang minim peminat.

Hal itu dia sampaikan saat dihubungi Solopos, Selasa (28/6/2022). Hery mengatakan calon peserta didik (CPD) diarahkan mendaftarkan diri ke SD yang kekurangan peminat meskipun berada di luar zonasi. “Sesuai dengan hasil tanggal 27 Juni, ada beberapa sekolah yang kekurangan pendaftar.

Baca juga: Puluhan SD Negeri di Solo Kekurangan Siswa, Ada yang Dapat 2 Pendaftar

CPD yang belum mendapatkan sekolah disarankan masuk di sekolah sekolah yang belum terpenuhi kuotanya,” kata dia. Pendaftaran secara daring melalui ppdb.surakarta.go.id sudah ditutup pada Senin (27/6/2022).

Ada beberapa sekolah yang diminati banyak calon siswa, seperti SDN Manahan, SDN Ngoresan, SD Mojosongo Ill, SDN Mojosongo IV, SDN Mojosongo V, hingga SDN Mojosongo VI. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Rabu (29/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya