SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini Jumat (30/12/2016)

Solopos hari ini mengabarkan tanah longsor merupakan bencana paling mematikan sepanjang 2016.

Solopos.com, SOLO — Bencana yang terjadi selama 2016 mencapai 2.342 kejadian. Longsor menjadi bencana paling mematikan pada 2016. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah bencana tahun ini tertinggi selama 14 tahun terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Seperti halnya pada tahun sebelumnya, longsor adalah bencana yang paling mematikan selama 2016. Longsor menyebabkan 188 jiwa meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho sebagaimana dikutip dari laman bnpb.go.id, Kamis (29/12/2016).

Selama 2016, terjadi 612 kejadian longsor dan berada di peringkat kedua sebagai bencana paling banyak. Bencana terbanyak adalah banjir yaitu 766 kejadian dengan korban meninggal 147 orang. Salah satu longsor yang menelan korban paling banyak adalah longsor di sejumlah desa di Purworejo, Jawa Tengah, 18 Juni lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebanyak 43 orang meninggal dalam kejadian itu.”Tingginya kerentanan longsor menyebabkan longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa. Ada 40,9 juta jiwa masyarakat terpapar dari bahaya sedang-tinggi dari longsor,” tutur Sutopo.

Menurut Sutopo, kemarau basah memicu terjadinya beberapa bencana. Mayoritas atau 92 persen bencana pada 2016 merupakan bencana hidrometeorologi yang didominasi banjir, longsor, dan puting beliung.

Tanah longsor menjadi bencana paling mematikan sepanjang 2016 di Indonesia menjadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (30/12/2016). Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan perayaan tahun baru di Solo, penganiayaan di Sragen, dan Presiden Jokowi memerintahkan polisi menindak tegas penyebar fitnah di medsos.

Simak cuplikan kabar Harian Umum Solopos hari ini, Jumat:

PERAYAAN TAHUN BARU : Car Free Night, 11 Ruas Jalan Rawan Macet

Penutupan total Jl. Slamet Riyadi ruas perempatan Omah Lawa Purwosari hingga Bundaran Gladak saat Car Free Night (CFN) 2016, Sabtu (31/12/2016) pukul 20.00 WIB-24.00 WIB, diproyeksi meningkatkan kepadatan lalu lintas di 11 jalan.

Beberapa jalan yang diperkirakan macet sebelum, saat, dan setelah malam pergantian tahun baru 2017 di antaranya Jl. Slamet Riyadi, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Ronggowarsito, Jl. Wora Wari, Jl. dr. Moewardi, Jl. Hasanudin, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. dr. Radjiman, Jl. Wahidin, Jl. Gajah Mada, serta Jl. Honggowongso.

Kepala Seksi Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Ari Wibowo, menyampaikan peningkatan potensi kemacetan di 11 ruas jalan dipicu penutupan total Jl. Slamet Riyadi serta pembukaan lahan parkir.

”Diperkirakan kepadatan lalu lintas mulai meningkat signifikan mulai pukul 20.00 WIB. Puncaknya mendekati pergantian tahun. Lalu lintas baru bisa terurai selepas pukul 01.30 Minggu [(1/1/2017)],” jelasnya saat berbincang, Kamis (29/12/2016).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PENGANIAYAAN WARGA : Cari Kayu Bakar Berakhir Dipopor dan Dipukuli

Dua warga Sambirejo, Sragen, menjadi korban penganiayaan saat mereka mencari kayu bakar. Yulianto, 26, warga Dukuh Bayanan RT 013, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen terkapar di kamar. Bapak satu anak itu merebahkan tubuh dengan alas bantal.

Luka lebam masih terlihat di wajahnya. Goresan luka juga terlihat di kening dan pipi sebelah kanan. Sesekali ia meringis menahan sakit saat berpindah posisi duduk. Di sebelahnya, Agus Siswanto, 32, tetangganya, menemani dengan duduk bersandar tembok.

Mereka menonton televisi sambil berkisah tentang derita saat mencari kayu bakar di Kebun Karet Blok Sambi wilayah Afdeling Kepoh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX. Kebun itu terletak satu kilometer dari dukuh mereka atau berdekatan dengan Punden Kelir, Desa Sambi.

Bermodal gergaji dan sabit, mereka bersama-sama mencari rencek (ranting pohon). ”Saya mencari rencek untuk ngliwet [menanak nasi] di rumah,” katanya. Saat memotong ranting pohon karet mereka dikejutkan dengan suara letusan senjata api.

Empat orang petugas keamanan hutan karet datang dengan berpakaian mirip polisi lengkap dengan senjata laras panjang. ”Saya baru memotong satu ranting sebesar tangan saya. Setelah mendengar suara tembakan itu spontan saya lari karena takut. Saya tertangkap bersama Agus. Bedil [senjata] laras panjang dipukulkan ke pilingan [bagian kepala] sebelah kiri. Saya pun tidak sadar,” kata Yulianto, Kamis (29/12/2016).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PERILAKU BERINTERNET : Presiden: Tindak Tegas Penyebar Fitnah di Medsos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan aparat penegak hukum menindak tegas dan keras pengguna media sosial (medsos) yang menyebarkan ujaran kebencian dan fitnah. Pernyataan Presiden itu disampaikan dalam rapat terbatas membahas antisipasi terkait media sosial di Kantor Presiden kompleks Istana, Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Rapat itu diikuti Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian.



”Muncul ujaran kebencian, pernyataan kasar, pernyataan fitnah, provokatif, dan bahasa yang dipakai bahasa yang misalnya ’bunuh’, ’bantai’, ’gantung’. Sekali lagi, ini bukan budaya kita, bukan kepribadian kita. Jangan sampai kita habis energi untuk hal seperti ini. Saya minta, penegakan hukum harus keras dan tegas untuk hal ini,” papar Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu meminta ada gerakan dalam mendidik dan menjaga etika dalam bermedia sosial. Jokowi ingin gerakan ini juga diaktifkan para pengguna Internet (netizen). ”Gerakan ini penting mengajak netizen untuk ikut mengampanyekan bagaimana berkomunikasi melalui sosmed yang baik, beretika, positif, produktif, yang berbasis nilai budaya kita,” tambah Jokowi.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya