Solopos.com, SOLO -- Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut dexamethasone atau deksametason sebagai obat pasien Covid-19. Karena tergolong obat keras, obat yang selama ini digunakan untuk radang itu harus digunakan hati-hati karena malah bisa menurunkan imunitas.
Di Wonogiri mayoritas pasien Covid-19 berkategori ringan. Mereka masih memiliki imunitas atau daya tahan tubuh baik. Karena itu, hanya beberapa pasien yang pernah diberi obat yang sering disebut “obat dewa”. Obat tersebut ramai diperbincangkan belakangan ini. Ilmuwan Inggris menyebut obat itu mampu mengurangi risiko kematian akibat infeksi Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dokter spesialis paru RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Enny S. Sardjono, Jumat (19/6/2020), mengatakan pasien Covid-19 yang dirawat di Wonogiri kebanyakan mengalami infeksi ringan, sebagian sedang.
Ulasan mengenai penggunaan deksametason kepada pasien positif Covid-19 di Wonogiri itu menjadi sorotan utama di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu (20/6/2020). Berita itu bisa dibaca selengkapnya di: E-Paper Solopos.
Selain soal ruang publik di Solo yang minim, Harian Umum Solopos edisi hari ini juga menyoroti tentang imbas pandemi Covid-19, jumlah ibu hamil di Soloraya meningkat.
3 Bulan Pandemi, Soloraya Catat 21.197 Ibu Hamil
SOLO -- Selama tiga bulan pandemi Covid-19, di Soloraya terdapat 21.197 ibu hamil. Wonogiri mencatat lonjakan pada April dengan 3.062 ibu hamil. Jumlah ini melebihi angka kehamilan tiga bulan Januari hingga Maret dengan 2.041 orang.
Angka kehamilan enam daerah lain di Soloraya masing-masing, Sukoharjo 2.035 ibu hamil (Maret-April); Karanganyar 3.199 orang (Maret hingga Mei); Boyolali Maret-Mei dengan 3.461 ibu hamil; Solo 2.371 (Maret-Mei), Karanganyar 3.865 ibu hamil (Maret-Mei); Sragen 3.204 ibu hamil (Maret-Mei) dan Wonogiri dengan 3.062 orang (April).
Simak secara lengkap di: E-Paper Solopos.
Sedangkan di halaman Soloraya, ada kabar mengenai sekolah di Solo dibuka akhir Desember 2020. Ada pula kabar mengenai kesiapan gereja di Solo dalam melaksanakan ibadah luar jaringan atau offline.
Wali Kota Pastikan Sekolah Dibuka Desember
SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memastikan pembukaan sekolah dimulai paling cepat pada Desember mendatang meski pelaksanaan tahun ajaran baru dimulai pertengahan Juli ini.
Keputusan itu diambil menyusul Keputusan Bersama Empat Kementerian tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan keputusan tersebut bersifat final. Meskipun tak ada penambahan kasus baru di bulan-bulan mendatang, sekolah tetap dibuka pada Desember.
“Wis ben sisan [biar saja sekalian]. Kalau saya suruh masuk Juli kemudian tutup lagi, nanti malah seperti permainan gobak sodor,” kata dia kepada wartawan, Rabu (17/6/2020).
Baca secara lengkap di: E-Paper Solopos.
Gereja Mulai Siapkan Protokol Ibadah Offline
SOLO -- Gereja Bethel Indonesia (GBI) Keluarga Allah Solo melakukan persiapan ibadah offline, Jumat (19/6/2020). Namun, majelis gereja belum menentukan jadwal ibadah offline karena masih menunggu situasi dan kondisi Covid-19.
Anggota staf Gembala Bagian Media, Ephy Kartika Sari, menjelaskan pengelola gereja melakukan persiapan ibadah offline dengan menyesuaikan Surat Edaran Menteri Agama No. 15 tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Massa Pandemi.
“Jadwal ibadah offline belum dipastikan. Tapi kami mulai menyiapkan protokol kesehatan untuk ibadah dengan membatasi akses pintu gereja, menyiapkan gerbang thermal sensor, penanda jaga jarak, dan mengurangi kursi dengan formasi satu kursi dan dua kursi berikutnya kosong yang dapat menampung 1.200 jemaat,” ujar dia.
Simak selengkapnya di: E-Paper Solopos.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
