SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Sabtu (29/5/2022).

Solopos.com, SOLO — Cita-cita mulia sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masih terkendala keterbatasan akses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Itu terlihat dari terbatasnya daya tampung sekolah menengah atas negeri (SMAN).

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIl Provinsi Jawa Tengah, Suratno, mengatakan SMAN/SMKN di Jawa Tengah hanya mampu menampung sekitar 41% lulusan SMP/MTs negeri dan swasta. Artinya, hanya 2 dari 5 lulusan SMP/sederajat di Jawa Tengah yang bisa masuk SMAN/SMKN.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022/2023. Suratno mencontohkan di seluruh wilayah Jawa Tengah, jumlah lulusan SMP/MTs negeri dan swasta mencapai lebih dari 500.000 calon peserta didik (CPD).

Sementara itu, daya tampung SMAN/SMKN se-Jawa Tengah hanya 216.000 CPD. Sementara di Kota Solo sendin lebih dari 11.000 siswa lulusan SMP/MTs negeri dan swasta pada tiap tahunnya. Padahal daya tampung seluruh SMAN/SMKN di Solo hanva sekitar 8.000 orang.

Hal tersebut menunjukkan ruang ketertampungan CPD di SMAN/SMKN masih kurang. “Kota Solo lulusan SMP ada 11.000 lebih. Kemudian daya tampung SMAN /SMKN 8.000an. Artinya tidak seluruh lulusan SMP bisa tertampung di SMA/SMKN,” jelasnya.

Baca juga: Lengkap! Ini Daftar Zonasi PPDB 2022 SMA Negeri di Solo

Hingga saat ini, Kota Solo memiliki total delapan SMAN dan sembilan SMKN. Di level bawahnya, data di temansekolah.com menunjukkan jumlah SMPN/MTsN, dan satuan pendidikan sederajat di Kota Solo mencapai 72 satuan pendidikan

Tak hanya jumlahnya yang sangat terbatas, persebaran SMAN dan SMKN negeri tersebut juga tidak merata. Suratno mencontohkan ada empat satuan pendidikan SMAN di Kecamatan Banjarsari. Sebaliknya, di Kecamatan Pasar Kliwon tidak ada satu pun SMAN. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu (28/5/2022).

Buya yang Sederhana hingga Menutup Mata

JOGJA — Si anak kampung yang gemar mengadu ayam dan sapi, memancing, dan menyabit rumput itu kini telah mangkat. Avahnya memanggilnya Pi’i. Kelak, puluhan tahun kemudian, orang-orang memanggilnya Buya Syafii, cendekiawan muslim dengan pemikiran kebinekaan yang kuat.

Pengaruhnya tak hanya di Muhammadiyah, organisasi yang pernah dipimpinnya selama periode 2000-2005 silam, tetapi juga di pemerintahan. Sikap Syafi’i yang terbuka dan kritis beberapa kali ikut memengaruhi pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia sempat ditawari menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), namun ditolaknya. Jokowi menghormati pilihan itu. Setelah Syafii berpulang, Jokowi mengenangnya sebagai guru bangsa yang hidup dalam kesederhanaan.

Baca juga: Buya Syafii Wafat, Pengurus PP Muhammadiyah Kenang Kesederhanaannya

Kesederhanaan Syafii tercermin dari sikapnya yang lugas, juga kesehariannya yang jauh kemewahan, termasuk kebiasaan bersepeda setiap hari.

“Beliau adalah kader terbaik Muhammadiyah yang selalu menyuarakan tentang, keberagaman dan selalu menyuarakan tentang toleransi umat beragama, dan belau juga selalu menyampaikan pentingnya Pancasila bagi perekat bangsa,” ujarnya melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (27/5/2022).

Hampir semua orang tahu pemikirannya lewat diskusi dan bukunya lantaran kegemarannya menulis. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa kisah hidup Syafi Maarif diabadikan dalam sebuah film berjudul Si Anak Kampong yang dirilis pada 2011. Film ini menyoroti masa kecil Syafii dengan latar 1930-1950. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu (28/5/2022).

Pembebasan Lahan Masih Berlanjut

SOLO — Rencana pembangunan jalur rel layang (elevated rail) Joglo yang ditargetkan selesai pada 2023 masih dalam proses pembebasan lahan hingga saat ini. Demikian disampaikan Camat Banjarsari Beni Supartono, Jumat (27/5/022). Beni mengakui pembebasan masih menemui sejumlah masalah, salah satunya keberatan warga.

“Hasil undangan kemarin dengan BPN (Badan Pertanahan Nasional), ada beberapa keberatan warga Nusukan. Jadi, BPN mengundang kami untuk me-review ulang keberatan warga dari pengukuran dan appraisal, sudah ditindaklanjuti,” kata dia. Sebanyak tujuh rumah yang masih dalam sengketa karena mengalami kerusakan setelah pembebasan lahan.

Baca juga: 4 Bulan Groundbreaking, Pembebasan Lahan Rel Layang Joglo Belum Beres

“Kira-kira permasalahannya ada tujuh rumah minta dieksekusi semua karena kemungkinan tidak layak huni lagi setelah pembebasan. Ada juga sepuluh warga yang beton atasnya tidak dihitung. Kemarin pas undangan sudah diutarakan lalu akan ditindaklanjuti,” jelas Beni.

Dia menambahkan sisi selatan rel di Kelurahan Joglo atau seberangnya menjadi prioritas. Pembebasan lahan di daerah Banjarsari ditargetkan rampung pada Juni 2022. “Arahan Wali Kota diharapkan awal Juni sudah dieksekusi. Jadi akhir bulan nanti pembebasan lahan di daerah selatan selesai. Ada tiga kelurahan yang terkena pembangunan rel, Nusukan, Gilingan, dan Banjarsari,” kata dia. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Sabtu (28/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya