SOLOPOS.COM - Solopos edisi, Rabu (30/10/2013). (Tutut Indrawati/JIBI/Solopos)

 Solopos edisi, Rabu (30/10/2013). (Tutut Indrawati/JIBI/Solopos)


Solopos edisi, Rabu (30/10/2013). (Tutut Indrawati/JIBI/Solopos)

 Solopos.com, SOLOPD Remehkan Jokowi judul tersebut terpampang di halaman depan Harian Umum Solopos edisi, Rabu (30/10/2013). Berita terkait bursa capres itu mengusung berita tentang Wasekjen Partai Demokrat (PD), Ramadhan Pohan yang  memprediksi Gubernur DKI, Jokowi, tak akan nyapres. Ia menilai Jokowi belum cukup matang untuk mengejar kursi RI-1.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Tak kalah menarik, berita tentang mediasi Keraton Solo, Rudy : Kalau Tak Mau Dicampuri, Beneran… juga menjadi headline Harian Umum Solopos.

Sementara kabar mengenai usulan UMK Sukoharjo dalam UMK Rp1,13 Juta, SPN Kecewa  dan simulasi penanggulangan bencana, “Merapi Meletus”, Warga Jrakah Panik… mengisi halaman depan Soloraya.

Berikut sajian berita-berita di HU Solopos hari ini:

 

PD Remehkan Jokowi

Wasekjen Partai Demokrat (PD) Ramadhan Pohan memprediksi Gubernur DKI Jokowi tak akan nyapres. Ramadhan menilai Jokowi belum cukup matang untuk mengejar kursi RI-1.

“Apa Mega [Ketua Umum PDIP] tega mengajukan Jokowi yang belum matang? Jokowi itu jangan nggege mangsa [terburu-buru], belum waktunya,” kata Ramadhan, Selasa (29/10).

Bagi Ramadhan, Jokowi belum berbuat banyak untuk Jakarta. “Ibarat buah, masih terlalu mentah. Mungkin ia bibit bagus, tapi jika dipetik terlalu awal jadi kurang bermanfaat,” katanya.

 

Rudy : Kalau Tak Mau Dicampuri, Beneran…

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mulai jengah dengan sikap sejumlah kerabat Keraton Solo yang terkesan setengah hati mendukung perdamaian Keraton.

Wali Kota pun mengisyaratkan lempar handuk jika Keraton tak ingin dicampuri lagi urusannya. Hal itu menanggapi pernyataan Ketua Lembaga Dewan Adat, G.K.R. Wandansari, yang berkali-kali meminta Pemkot lepas tangan dalam urusan Keraton. Terakhir, perempuan yang akrab disapa Mbak Moeng itu justru mengapresiasi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang memilih penyelesaian konflik dengan hukum adat.

”Kalau tidak mau dicampuri lagi ya tulis surat resmi ke Mendagri, wong saya juga ada suratnya. Malah beneran [tidak mengurusi Keraton], buang-buang energi. Mending saya ngurusi rakyat,” ujarnya saat ditemui wartawan seusai penutupan TMMD di Lapangan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (29/10).

 

UMK Rp1,13 Juta, SPN Kecewa

Serikat Pekerja Nasional (SPN) kecewa lantaran usulan upah minimum kabupaten (UMK) Sukoharjo di bawah hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL).

Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, menyampaikan usulan UMK senilai Rp1.132.000 sementara KHL 2013 senilai Rp1.167.557.

Ketua DPC SPN Sukoharjo, Witono, mengatakan angka yang diusulkan Bupati tersebut jauh di bawah harapan serikat pekerja. Sebelumnya, Dewan Pengupahan Sukoharjo yang terdiri atas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sukoharjo dan tiga serikat pekerja masing-masing memiliki usulan tersendiri. Hingga tenggat waktu pengumpulan usulan ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, masing-masing pihak tidak menyepakati besaran nilai yang sama. Bupati kemudian membuat rekomendasi dan solusi alternatif untuk menengahi kedua pihak tersebut. Dalam surat yang diterima SPN, rekomendasi yang diajukan untuk menjaga iklim kondusif investasi antara serikat buruh dan Apindo.

“Merapi Meletus”, Warga Jrakah Panik…
 
“Merapi mbledos! [meletus]. Merapi mbledos!” Teriakan sejumlah warga Dukuh Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, terdengar bersahut-sahutan.

Wiryo, warga Dukuh Sepi yang siang itu hendak mencari rumput, spontan menghentikan langkahnya. Dilihatnya beberapa warga dukuh tersebut keluar dari rumah masing-masing. Mereka berusaha secepatnya menyelamatkan diri, menyusul terdengarnya suara letusan dari puncak Gunung Merapi. Wiryo pun segera bergabung dengan warga lainnya untuk menyelamatkan diri.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali menyampaikan agar seluruh warga yang berada dalam radius 10 km dari puncak Merapi, segera mengungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya