SOLOPOS.COM - Solopos edisi, Jumat (8/11/2013). (Tutut Indrawati/JIBI/Solopos)

Solopos edisi, Jumat (8/11/2013). (Tutut Indrawati/JIBI/Solopos)

Solopos edisi, Jumat (8/11/2013). (Tutut Indrawati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Berita mengenai dugaan “sandiwara” lelang proyek kantor terpadu Pemkab Boyolali terus berlanjut.  Harian Umum Solopos edisi, Jumat (8/11/2013) menempatkan berita terkait hal tersebut dalam DPRD Desak Pengusutan sebagai headline.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Halaman depan Harian Umum Solopos hari ini juga menyuguhkan berita terkait penangkapan dua orang yang diduga memiliki bahan peledak di dekat Monumen ’45 Banjarsari, Solo dalam Sakit Hati, Bom Asap Jadi Senjata untuk Merampok.

Sementara aksi demonstrasi di lokasi pabrik produsen tapioka di  Desa Jatisobo, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar berlangsung ricuh mewarnai halaman utama Soloraya.

Berikut beberapa cuplikan berita Harian Umum Solopos hari ini :

Sakit Hati, Bom Asap Jadi Senjata untuk Merampok

Penangkapan dua orang yang diduga memiliki bahan peledak di dekat Monumen ’45 Banjarsari, Solo, Rabu (6/11), mengagetkan warga Desa Mlopoharjo, Wuryantoro, Wonogiri, dan warga Mojokulon, Sragen. Berikut laporan tim Espos.

Raut wajah Widodo, 50, terlihat kosong. Ayah dua anak itu sesekali menatap langit-langit ruang tamu rumahnya saat berbincang-bincang dengan Espos, Kamis (7/11).

“Saya tidak tahu anak saya ditangkap. Tadi pagi adik saya memberi tahu ada orang Wuryantoro yang ditangkap di Solo. Informasi itu didengarnya dari radio,” ujarnya.

DPRD Desak Pengusutan

Anggota DPRD Boyolali mendesak pengusutan dugaan “sandiwara” lelang proyek kantor terpadu Pemkab Boyolali. Mereka tak ingin kasus ini menjadi preseden buruk di kalangan warga Boyolali.

Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Boyolali,  Tugiman B. Semita, menyatakan kasus proyek relokasi akan menjadi pertaruhan bagi lembaga DPRD. “DPRD memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga pengawas jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Boyolali, karena itu saya mengajak kepada anggota lainnya untuk menyikapinya secara profesional. Janganlah sampai kemudian masyarakat selalu bertanya di mana DPRD,” tandasnya, Kamis (7/11).

Sementara anggota DPRD Boyolali lainnya, Tri Suryanto, menegaskan pernyataan Bupati Boyolali, Seno Samodro, yang mempersilakan aparat penegak hukum mengusut kasus itu seharusnya disambut DPRD.

Demo Penutupan Pabrik Tapioka Ricuh

Aksi demonstrasi ratusan warga Desa Sonoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, di lokasi pabrik PT Budi Lumbung Cipta Tani di Desa Jatisobo, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, Kamis (7/11), berlangsung ricuh.

Para pengunjuk rasa sempat melempari pabrik dengan kayu dan menghentikan mesin pabrik yang tengah beroperasi. Ratusan warga Desa Sonoharjo mendatangi pabrik produsen tapioka dan glukosa tersebut pada pukul 11.30 WIB. Mereka langsung melakukan orasi menuntut penutupan pabrik. Menurut mereka, limbah cair pabrik telah mencemari lingkungan di sepanjang sungai mulai dari Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, hingga sebagian wilayah Kabupaten Wonogiri.

Puluhan aparat kepolisian disiagakan menjaga aksi tersebut agar para pengunjuk rasa tak melakukan tindakan anarkistis. Akhirnya, perwakilan warga melakukan mediasi yang difasilitasi unsur Muspika Jatipuro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya