SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (26/8/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Irjen Pol. Ferdy Sambo, Kamis (25/8/2022), akhirnya muncul terlihat publik sejak menyandang status tersangka kasus pembunuhan berencana.

Jenderal bintang dua itu menjalani Sidang Kode Etik Profesi Polri (KEPP) di Gedung TNCC Mabes Polri dengan penampilan yang berbeda dibanding kemunculan sebelumnya di Bareskrim Mabes Polri. Sidang KEPP Ferdy Sambo berjalan hampir 12 jam dengan total delapan saki diperiksa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Masih tersisa tujuh saksi yang masih menjalani pemeriksaan terakhir hingga Kamis malam. Ferdy Sambo tak lagi memakai baju dinas seperti yang ia pakai saat memenuhi panggilan Bareskrim, Kamis (4/8/2022) lalu. Meskipun Sidang Etik digelar tertutup, Ferdy Sambo masih tertangkap kamera saat dikawal personel berbaret Provos menuju ruang sidang.

Sidang KEPP itu dipimpin oleh Kabaintelkam Polri Komjen Pol. Ahmad Dofiri. Sidang itu belum memeriksa Ferdy Sambo. Sidang yang dim ulai sejak pukul 09.25 WIB itu baru memeriksa tiga saksi yang juga tersangka kasus pembunuhan berencana di Duren Tiga.

Mereka yakni Bripka Ricky Rizal atau RR, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, dan Kuat Ma’ruf. Hal itu seperti diterangkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Pol. Nurul Azizah, di Gedung TNCC.

Baca juga: Sidang Kode Etik Berjalan 18 Jam, Ini 2 Sanksi untuk Ferdy Sambo

“Para saksi yang sudah diperiksa tiga KM, Bripka RR, Bharada RE,” kata Nurul. Nurul mengatakan Ferdy Sambo akan diperiksa setelah pemeriksaan terhadap 12 saksi selesai. Dengan demikian, vonis sidang etik dipastikan masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap 12 saksi itu.

“Selanjutnya setelah ini akan dilaksanakan pendalaman terhadap para saksi yang lain masih tersisa 12 orang. Kemudian setelah keseluruhan pemeriksaan para saksi dilaksanakan baru diperiksa terduga pelanggar [Ferdy Sambo],” ujarnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (26/8/2022).

Rudy Pesimistis Urusan Kursi Menteri

SOLO — Ketua DPC PDIP Kota Solo yang juga mantan Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo, menanggapi kabar dirinva masuk bursa calon Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Rudy, panggilan akrabnya, pesimistis dirinya layak menjabat menteri.

Hal itu ia ungkapkan saat berbincang dengan Solopos di rumahnya di Pucangsawit, Jebres, Solo, Kamis (25/8/2022). Rudy menyatakan pemilihan seseorang untuk menjadi menteri ada tahapan asesmen yang harus dilalui. Tak mungkin seseorang langsung dipilih.

Baca juga: Diisukan Jadi Calon Menteri PAN dan RB, Rudy PDIP Solo: Kok Kaya Gawe Lentho

Milih menteri niku ana (Memilih menteri itu ada) asesmennya, ditanya-tanya dan sebagainya. Tidak mungkin langsung Pakde Rudy dadi menteri. Ora eneng. Menteri sekak yake. Kok koyo gawe lentho, dikepeli, terus digoreng (Tidak ada. Menteri dalam catur, mungkin. Kok seperti bikin makanan lentho, diremas lalu digoreng),” kata dia, tersenyum.

Lentho yang disebut Rudy adalah makanan khas Jawa yang dibuat dari kacang tolo atau kacang hijau. Ihwal pengisian jabatan Menpan RB, Rudy menyatakan hal itu sebagai hak prerogatif dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tapi menurut dia pengganti Tjahjo Kumolo seharusnya juga berasal dari partai berlambang kepala banteng moncong putih atau PDIP. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (26/8/2022).

Warga Solo Kurang Meminati Apartemen

SOLO — Dengan minimnya lahan kosong di perkotaan, apartemen sering dipilih sebagai solusi hunian. Namun di Solo, tingkat hunian apartemen baru menyentuh 70% dari total 140 unit.

Karakter wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi dan pembangunan masif membuat lahan untuk rumah tapak terbatas. Kalaupun ada, dipastikan harganya menjulang tinggi. Padahal memiliki hunian di lokasi strategis menjadi dambaan masyarakat kota lantaran dapat memudahkan mobilitas mereka sehari-hari.

Kehadiran apartemen dianggap menjawab permasalahan tersebut. Bagi kalangan profesional, hidup di apartemen jauh lebih praktis dan efisien. Salah satu apartemen di Kota Solo adalah Solo Paragon. Apartemen ini dibangun pada 2010. Apartemen Solo Paragon berada di lokasi yang cukup strategis.

Baca juga: Problem Hunian Solo: Rumah Subsidi Langka, Rusun Kumuh, Apartemen Tak Diminati

Namun, hingga akhir Agustus 2022, tingkat hunian apartemen baru 70% yang didominasi kondotel. “Apartemen Solo Paragon menggabungkan antara apartemen dan kondotel. Namun, justru mayoritas tingkat hunian bukan apartemen, melainkan kondotel. Para penghuni ingin lebih praktis dan mudah karensatu unit kamar full perabotan,” ujar Direktur Operasional Solo Paragon, Budiarto Wiharto, saat berbincang dengan Solopos, Kamis (25/8/2022).

Budi menyebut Solo bukan kawasan industri yang menyerap tenaga kerja dan tenaga ahli profesional. Masyarakat di Solo lebih tertarik membeli rumah dibanding apartemen. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (26/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya