SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (2/12/2022).

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah wilayah di Soloraya hingga Kamis (1/12/2022) belum berhasil mencapai kata sepakat dalam penetapan upah minimum kabupaten/kota. Beda dasar penetapan antara pihak pengusaha dan wakil serikat buruh menjadi pemicu alotnya pembahasan.

Di Wonogiri, besaran kenaikan upah minimun kabupaten (UMK) Wonogiri 2023 belum dapat ditentukan meski sidang Dewan Pengupahan Wonogiri sudah digelar dua kali pada Senin (30/11/2022) dan Rabu (30/11/2022). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wonogiri dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Wonogiri masih bersikukuh mempertahankan pendapatnya masing-masing.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Wonogiri, Ristanti, menjelaskan Apindo menginginkan kebijakan kenaikan UMK 2023 tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) NO. 36/2021 tentang Pengupahan.

Sementara SPSI Wonogiri bersikukuh penetapan kenaikan UMK bisa mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 18/2022 tentang Penetapan Upah Minimum 2023. Jika dalam sidang tersebut tidak kunjung dapat ditentukan kesepakatan kenaikan UMK, maka penetapan UMK dilakukan dengan cara pemungutan suara.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal itu boleh dilakukan sesuai Permenaker Nomor 13 tahun 2021 tentang Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian, dan Penggantian Anggota Dewan Pengupahan, dan Tata Keria Dewan Pengupahan.

Baca juga: Penetapan UMK Solo 2023, Gibran Sebut Ambil Jalan Tengah

“Tetapi kami akan tetap mengedepankan musvawarah mufakat. Nanti seluruh pendapat yang ada di dalam sidang itu, akan disampaikan ke Bupati Wonogiri untuk diputuskan,” ujar dia. Dia melanjutkan, kendati kedua pihak tetap bersikukuh mempertahankan pendapatnya, mereka sudah membuat pernyataan bahwa apa pun yang menjadi keputusan Bupati akan diterima dan ditindaklanjuti.

Bupati akan menentukan berapa besaran kenaikan UMK Wonogiri. Kemudian diusulkan kepada Gubernur Jawa Tengah untuk ditetapkan. Usulan itu akan dilakukan segera karena batas pengumuman kenaikan UMK kabupaten/kota pada 7 Desember 2022. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (2/12/2022).

Semarak Kebhinekaan Lewat Lampu Hias Natal

SOLO — Kawasan koridor Jl. Jenderal Sudirman selama ini lekat dengan keberadaan instalasi hiasan tiap kali menyambut Imlek. Aneka lampion dan lampu hias, plus lampion berukuran besar berbentuk aneka karakter shio biasanya menghiasi bentangan jalan di sekitar Balai Kota dan Pasar Gede.

Tahun ini ada yang berbeda. Guna menyambut Natal dan Tahun Baru, saat ini sudah terpasang instalasi lampu serta pernik-pernik khas Natal. Aneka hiasan itu mulai menyala di kawasan Jl Jendral Sudirman dan JI Urip Sumoharjo, Solo, Kamis (1/12/2022).

Baca juga: Keren! Lampu Warna-Warni Instalasi Natal Mulai Menyala Hiasi Jl Jensud Solo

Keberadaan hiasan-hiasan bertema Natal itu pun menjadi penanda Solo sebagai kota yang beragam, nyaman, dan aman. Penyalaan lampu untuk kali pertama itu ditunggu ratusan orang yang memadati halaman Balai Kota Solo pukul 18.30 WIB. Pada pukul 19.00 WIB kondisi Jl Jenderal Sudirman Solo tepatnya di depan Balai Kota Solo semakin padat.

Untuk menghibur warga, penyelenggara menampilkan pertunjukan keroncong di sisi timur halaman Balai Kota Solo. Orkes keroncong melantunkan lagu-lagu rohani. Ada pula atraksi tarian balet. Penyalaan lampu diawali dengan menyanyikan bersama-sama lagu kebangsaan Indonesia Raya dipimpin mantan Wali Kota Solo FX. Hadi Rudyatmo. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (2/12/2022).

Lega

SOLO — Warga mengaku lega terkait rencana jembatan Mojo Solo yang dibuka lagi pada Jumat (2/12/2022). Jembatan Mojo ditutup sejak September 2022 untuk penggantian lantai, penguatan struktur, dan pengaspalan.

Penutupan jembatan Mojo saat itu bersamaan dengan penutupan jembatan Jurug B yang juga diperbaiki hingga 2023 nanti. Sedangkan jembatan Jurug A ditutup karena dinilai tidak aman untuk dilewati. Kondisi tersebut membuat jembatan Jurug C meniadi akses utama dari Kabupaten Karanganyar menuju Kota Solo ataupun sebaliknya.

Baca juga: Jembatan Mojo Kembali Dibuka, Warga Merasa Lega karena Bosan dengan Kemacetan

Meskipun ada jembatan Bacem, namun warga Solo memilih jembatan Jurug C. Kemacetan yang timbul membuat jembatan sasak yang dibangun dari anyaman bambu menjamur di Kota Bengawan sebagai penyeberangan alternatif. Namun demikian, jembatan sasak akhirnya ditutup karena dianggap membahayakan, terutama pada musim penghujan.

Salah satu warga yang mengaku lega dengan dibukanya lagi jembatan Mojo adalah Sawega. Warga yang tinggal di Palur, Jaten, Kabupaten Karanganyar, ini senang mendengar kabar jembatan Mojo kembali dibuka. Menurutnya, kemacetan di jembatan Jurug C sangat tidak nyaman. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (2/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya