SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Sabtu (25/6/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah akan melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk penjualan dan pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) selama dua pekan sejak Senin (27/6/2022). Setidaknya ada empat kementerian yang akan mengkoordinasikan sosialisasi tersebut.

Keempatnya yakni Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan nantinya setelah masa sosialisasi selesai, seluruh penjualan dan pembelian MGCR akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Sedangkan masyarakat yang belum punya PeduliLindungi masih bisa membeli dengan menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK) alias KTP.

“Masa sosialisasi akan dimulai besok Senin dan akan berlangsung selama dua pekan ke depan. Setelah masa sosialisasi selesai masyarakat harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau menunjukkan NIK untuk bisa mendapatkan MGCR dengan harga eceran tertinggi (HET),” ujar Luhut dalam keterangan resmi, Jumat (24/6/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Pemerintah akan membatasi pembelian MGCR di tingkat konsumen maksimal 10 kg untuk satu pemegang NIK per hari. Minyak goreng curah itu dijual segual HET Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.

Baca juga: Mulai 27 Juni 2022, Beli Minyak Goreng Curah Harus Pakai PeduliLindungi

Konsumen dapat memperoleh MGCR dengan harga tersebut dari penjual/pengecer yang terdaftar resmi dalam program Simirah 2.0. Selain itu, MGCR juga bisa diperoleh melalui pelaku usaha jasa logistik dan eceran (PUJLE), yakni Warung Pangan dan Gurih.

Penggunaan PeduliLindungi berfungsi sebagai alat pemantau dan pengawasan di lapangan Aplikasi itu digunakan untuk memitigasi penyelewengan di berbagai tempat yang dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu (25/6/2022).

Secuil Nasib Bagas di Daerah Layak Anak

SOLO — Kisah dua bocah asal Boyolali, Bagas Pamungkas 10; dan adiknya, Muhammad Risky Saputra, 7; yang terpaksa menjadi pemulung di Solo tak hanya menuai empati publik. Ini menunjukkan masih ada pekerjaan di balik status daerah yang “layak anak”.

Bagas sempat viral karena memulung di Pasar Klewer, dan belakangan adiknya juga menjadi sorotan publik. Solopos.com pernah mengunggah kisah Bagas sebagai pencari barang rongsokan. Saat diwawancarai Solopos, 4 April 2022 lalu, Bagas mengaku memulung agar bisa membelikan sepeda adiknya.

Dia berangkat waktu Subuh dan berjalan kaki dan tempat tinggalnya di Kampung Cinderejo Lor, Gilingan, Banjarsar, menuju Pasar Klewer. Jarak rumah dia ke Pasar Klewer cukup jauh untuk ukuran kaki mungil Bagas, Saat pulang ke rumah pun dia harus berjalan kaki.

Baca juga: Kisah Bagas Si Pemulung Cilik di Solo: Pengin Beli Sepeda Buat Adik

Yang lebih miris, Bagas tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah. Karenanya, di usia 10 tahun, Bagas belum bisa membaca dan menulis. Tetapi karena tempaan hidup, Bagas mengaku bisa berhitung. “Kalau berhitung bisa,” ungkap Bagas Dia juga menuturkan orang tuanya bekerja sebagai pencari rongsok atau pemulung.

Seiring berjalannya waktu, terungkap bahwa Bagas adalah kakak dari Risky yang juga membantu orang tua dengan menjadi pemulung. Risky beberapa kali berpapasan dengan Solopos saat berjalan kaki membawa sekarung barang rongsok di Jl. Kapten Piere Tendean, Nusukan, Banjarsari. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu (25/6/2022).

Jembatan Mojo Selesai, Jurug Mulai

SOLO — Pengerjaan Jembatan Mojo dan Jurug menurut rencana tidak akan bersamaan. Jembatan Jurug dikerjakan sekitar November, sementara yang Mojo harus selesai atau finishing pada bulan yang sama. Meski demikian sampai saat ini belum ada kepastian waktu dari pemerintah pusat.

Di sisi lain, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Rung (DPUPR) Kota Solo menepis kabar hoaks mengenai dimulainya pembangunan jembatan Mojo yang menjadi penghubung Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, dengan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Baca juga: Pesan Berantai Penutupan Jembatan Mojo Bikin Heboh, Ternyata Hoaks

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo juga belum mengumumkan manajemen rekayasa lalu lintas sebelum pekerjaan konstruksi jembatan dimulai. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos, ada pesan yang dibagikan di sejumlah WhatsApp Group tentang lini masa jembatan Mojo.

Pesan yang disampaikan meminta penerima untuk membagikan informasi tersebut kepada warga lain. “Bahwasanya mulai Senin, 27 Juni 2022, pengerjaan jembatan Mojo sudah dimulai. Pengerjaan akan berlangsung selama delapan bulan. Untuk lalu lintas roda dua dan mobil masih bisa lewat dengan sistem buka tutup. Nuwun,” begitu bunyi pesan tersebut.

Anggota staf teknis Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Andreawan Setyo Nugroho, mengatakan informasi tersebut tidak benar. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Sabtu (25/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya