SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Jumat (27/11/2020).

Solopos.com, SOLO--Koran Solopos Hari Ini edisi Jumat (27/11/2020) mengulas tentang argumen kering data dalam debat publik pilkada Wonogiri.

Debat publik pasangan calon bupati-calon wakil bupati Wonogiri dinilai kering karena tak menyajika banyak data. Debat pun sekadar beradu asumsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, dengan memanfaatkan data pernyataan pasangan calon (paslon) akan lebih berkualitas, sehingga bisa meyakinkan publik.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri menggelar debat publik di Ball Room Hotem Best Western Premier, Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (26/11) pukul 14.00-16.00 WIB. Paslon yang berdebat, yakni paslon nomor urut satu, Hartanto-Joko Purnomo (Harjo) dan paslon nomor urut dua, Joko Sutopo-Setyo Sukarno (Josss).

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Solo, Prof. Dr. Mudofir, S. Ag., M.Pd seusai debat kepada Espos, mengatakan paslon sebenarnya memiliki kesempatan menyampaikan data dalam menjawab, menanggapi, bahkan bertanya.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Seluruh Dunia Kehilangan Maradona

Memori Maryadi Suryadharma langsung melayang ke tahun 1986 ketika mengingat legenda Argentina, Diego Armando Maradona. Maryadi yang saat itu masih berusia 14 tahun melongo di depan layar televisi di rumahnya ketika Argentina menghadapi Inggris di perempat final Piala Dunia 1986. Momen di menit ke-55 pertandingan itu benar-benar tak bisa dilupakan Maryadi hingga sekarang.

Belasan Anggota Badan Ad Hoc Penyelenggara Pilkada Klaten 2020 Positif Covid-19

“Bolanya seperti sangat lengket di kakinya,” kenang lelaki yang akrab disapa Maryadi Gondrong ini saat berbincang dengan Espos di Ngarsapura, Kamis (26/11/2020).

Kala itu Maradona melakukan solo run dari tengah lapangan dan melewati empat pemain Inggris yakni Peter Beardsley, Peter Reid, Terry Butcher hingga Terry Fenwick. Legenda berjuluk El Pibe de Oro itu kemudian mampu mengecoh kiper Peter Shilton dan menceploskan bola ke gawang yang kosong. Saking indahnya, gol kedua Maradona di laga itu terpilih sebagai yang terbaik di abad ke-20 pada 2002 lalu.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

2021, Dana Tim Sapu Lubang Rp4 Miliar

Anggaran pemeliharaan rutin jalan kota di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo tak dikurangi kendati terdampak Pandemi Covid-19. Nilai anggaran tetap di angka Rp4 miliar mengingat banyaknya laporan kerusakan jalan di sejumlah ruas. Utamanya, akibat tergerus air hujan, maupun dampak penutupan perlintasan sebidang Purwosari karena jadi jalur alternatif.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Endah Sitaresmi Suryandari, mengaku sudah mendata seluruh jalan yang rusak. “Alhamdulillah jalannya sudah mantap semua, tidak ada yang harus perbaikan berat. Kecuali jalan lingkungan atau jalan kampung yang pengelolaannya di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkim KPP). Tim Sapu Lubang dapat anggaran Rp4 miliar,” kata dia, kepada wartawan, Rabu (25/11/2020).

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Kereta Bawah Tanah Dinilai Tak Realistis

Pasangan calon (Paslon) No.2, Bagyo Wahyono - FX Suparjo (Bajo) berencana membangun kereta bawah tanah jika memenangkan kontestasi Pilkada Solo tahun ini. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menganggap rencana tersebut tak realistis. Kebutuhan anggaran yang tinggi dan sempitnya kawasan Kota Bengawan dianggap tak cocok dengan rencana itu. Layanan kereta bawah tanah dengan luasan Solo yang hanya sekitar 46 kilometer persegi dinilai terlalu berlebihan.

Sebulan Naik 1.000 Kasus Covid-19, Wali Kota Solo Ancam Tutup Pusat Kuliner

Rudy, sapaan akrabnya, juga mempertanyakan jalur yang akan dilewati jika kereta bawah tanah itu terealisasi. “Biayanya berapa? Terus jalurnya lewat mana. Solo ini kan cuma 46 km persegi. (Rencana) itu enggak realistis. Enggak mungkin,” kata dia, kepada wartawan, Rabu (25/11/2020). Selain tak realistis, ia juga pesimistis kereta bawah tanah memiliki peminat. Pasalnya, Batik Solo Trans (BST) yang sudah beroperasi sejak bertahun lalu pun masih kurang pelanggan.

“Kami ‘kan sudah punya layanan transportasi publik yang cukup mapan tiga koridor BST di jalan besar, ditambah enam koridor pengumpan (feeder) BST yang memasuki area permukiman dan jalan-jalan biasa. Nah, itu saja sepi, enggak laku, padahal selama beberapa bulan ini sudah gratis,” ucap Rudy. Gratisnya transportasi publik tersebut karena Pemkot mendapatkan anggaran dari Kementerian Perhubungan guna penerapan buy the service.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya