SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (23/11/2022).

Solopos.com, CIANJUR — Ketidaksiapan semua pihak dalam mengantisipasi bencana gempa bumi ikut berkontribusi pada besarnya jumlah korban jiwa dan luka dalam gempa bumi di Cianjur. Bangunan-bangunan yang dibuat tanpa memperhatikan standar kekuatan konstruksi dan kerawanan kegempaan, serta terabaikannya penataan wilayah menjadi contoh ketidaksiapan itu.

Dr. Destika Cahyana. S.P.. M.Se: peneliti di Pusat Riset Geospasial, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam tulisannya yang dimuat Antara. Selasa (22/11/2022). menyebut bahwa terabaikannya tata wilayah yang memperhatikan potensi kebencanaan bakal memicu korban yang lebih banyak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia lantas mengutip pendapat Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar, peneliti Pusat Riset Geospasial, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). yang menjelaskan gempa sebenarnya tidak membunuh. Gempa tak akan menyebabkan korban jiwa selama tak ada jembatan patah, tebing longsor, atau bangunan ambruk yang melibatkan manusia di sekitarnya.

Destika lantas menunjukkan betapa posisi episentrum gempa Cianjur benar-benar berada di tengah sawah yang subur. Lokasinya berada di antara Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Warung Kondang sehingga wajar sekali pemukiman yang berada di kedua daerah tersebut rusak parah.

Baca juga: ESDM Sebut Cianjur Daerah Rawan Gempa Level Tinggi

Pusat gempa berada di tengah sawah yang dibatasi oleh jalan raya yang mengelilinginya. Pusat pemukiman berada di pinggir-pinggir jalan raya yang memanjang. Lahan pertanian ini sifat tanahnya lunak, sehingga ketika ada getaran gempa bakal memantulkan atau meresonansinva sehingga gelombang getarannya makin kuat.

Padahal, kata Destika, nenek moyang di zaman dulu memiliki kearifan lokal dengan memisahkan permukiman jauh dari lahan pertanian atau daerah subur lainnya. Hal ini membuat permukiman terhindar dari banjir, meski mengorbankan lahan pertanian. Namun dengan makin bertambahnya penduduk. lahan pertanian yang rawan gempa itu berubah menjadi permukiman. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (23/11/2022).

Ada Insiden Baku Pukul, Munas Hipmi Jalan Terus

SOLO — Musyawarah Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Solo sempat diwarnai insiden baku pukul yang melibatkan sejumlah peserta. Namun panitia pelaksanaan kegiatan tersebut memastikan munas tetap berjalan hingga akhir. Hipmi juga akan selalu mengutamakan aspek kekeluargaan dalam penyelesaian persoalan.

Ketua Organizing Committee (OC) Munas XVII Hipmi, M. Ali Affandi, menyampaikan agenda tetap berjalan sesuai ketentuan. Pada prinsipnya panitia akan menjaga ketertiban. Saat ditemui wartawan, Selasa (22/11/2022) pagi, dia mengakui pada Senin (21/11/2022) sempat terjadi perselisihan beberapa peserta munas.

Namun dia memastikan hal itu sifatnya adalah perselisihan perorangan, tidak ada kaitannya dengan forum munas. “Dinamika menghangat tapi tidak sampai panas. Kalau yang itu [perselisihan] ada di luar agenda. [Peserta] mau keluar, mau istirahat, ada salah paham saja.”

Baca juga: Munas Hipmi di Solo Diwarnai Adu Jotos, Ganjar Pranowo: Jangan Pakai Emosi

“Insyaallah akan kami selesaikan secara kekeluargaan,” lanjut dia. Dalam pernyataan resmi Panitia Munas Hipmi yang diterima Espos, kejadian Senin malam disebabkan kesalahpahaman personal antar peserta Munas HIPMI yang terjadi di luar rapat pleno. Insiden dipicu peserta yang sudah kelelahan karena padatnya agenda Munas sejak pagi hingga tengah malam.

Tahapan munas mash tetap berjalan sebagaimana yang telah di jadwalkan. Disebutkan pula, pada dasarnya panitia Munas sudah mengarahkan kepada peserta agar seluruh tahapan berjalan humanis dan baik. Panitia juga meminta maaf kepada masyarakat dan peserta munas HIPMI atas kejadian yang terjadi Senin malam. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (23/11/2022).

Buka Awal Desember

SOLO — Pemasangan lantai pelat baja di jembatan Mojo dikebut agar rampung pada akhir November. Setelah pemasangan lantai pelat baja rampung, pengerjaan selanjutnya adalah pengaspalan jembatan sebelum kembali dibuka untuk pengguna jalan pada awal Desember.

Perwakilan kontraktor pelaksana proyek perbaikan jembatan Mojo, Agung Ari Widodo, mengatakan pemasangan lantai pelat baja jembatan hampir rampung. Para pekerja lembur agar pemasangan lantai pelat baja selesai pada beberapa hari mendatang. “Sekarang masih dalam proses pemasangan lantai pelat baja. Hampir rampung. Nantinya segera dipasang baut pengencang di sisi kanan dan sisi kiri jembatan,” kata dia kepada Solopos, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: Pengerjaan Jembatan Mojo Solo On Schedule, Awal Desember Dibuka

Setelah pemasangan panel lantai ortotropik baja dan baut pengencang, pekerja bakal mengecek kekuatan lantai jembatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan lantai jembatan kuat menahan beban kendaraan bermotor. Tahap akhir, lanjut dia, pengaspalan lantai jembatan mulai dari sisi timur hingga sisi barat jembatan. “Mudah-mudahan selesai tepat waktu.

Masih ada waktu sekitar sepekan untuk merampungkan sisa pekerjaan yang belum rampung. Kami kebut agar bisa segera dibuka untuk pengguna jalan,” kata dia. Agung menyampaikan terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo selama pengerjaan proyek perbaikan jembatan. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Rabu (23/11/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya