Solopos hari ini memberitakan debat Cabup Sragen hingga bencana kebakaran dan asap.
Solopos.com, SOLO – Empat calon bupati (cabup) Sragen saling sindir dalam debat terbuka yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen di Gedung Kartini Sragen, Rabu (28/10/2015).
Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%
Kabar ini menjadi berita utama Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (29/10/2015). Kabar lain, upaya pemadaman dan lokalisasi api yang membakar sebagian hutan dan lahan Gunung Lawu terkendala minimnya alat. Sementara itu, kebakaran di Gunung Lawu di wilayah Karanganyar telah padam, Rabu (28/10/2015).
Selain itu ada berita dari bencana kebakara dan asap di sejumlah daerah di Indonesia. Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis, 29 Oktober 2015, berikut;
DEBAT PUBLIK: 4 Cabup Sragen Saling Sindir
Empat calon bupati (cabup) Sragen saling sindir dalam debat terbuka yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen di Gedung Kartini Sragen, Rabu (28/10).
Debat yang dipandu Dekan FISIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni itu berlangsung selama dua jam. Sindir-menyindir antarcalon cukup kentara pada segmen III dan segmen IV. Sindiran antarcalon seolah menyudutkan calon petahana Agus Fatchur Rahman.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
BENCANA KEBAKARAN: 19 Orang Tewas karena Terpapar Asap
Pemerintah mencatat 19 orang tewas karena bencana asap. Korban tewas tersebar di lima provinsi di Sumatra dan Kalimantan. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan lima korban meninggal dari Kalimantan Tengah, lima korban dari Sumatra Selatan, lima korban dari Riau, satu korban dari Jambi dan tiga korban dari Kalimantan Selatan. Sebelumnya, korban meninggal berjumlah 12 orang.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
KEBAKARAN HUTAN LAWU: Pemadaman Terkendala Peralatan
Upaya pemadaman dan lokalisasi api yang membakar sebagian hutan dan lahan Gunung Lawu terkendala minimnya alat. Sementara itu, kebakaran di Gunung Lawu di wilayah Karanganyar telah padam, Rabu (28/10).
Sukarelawan membutuhkan sejumlah peralatan pemadam kebakaran secara manual, seperti cangkul, sabit, golok, dan lain-lain. ”Kendala pemadaman itu peralatan kurang. Kalau hanya mengandalkan ranting tidak bisa maksimal memadamkan api,” kata sukarelawan dari Anak Gunung Lawu (AGL), Jhontit.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com