Solopos Hari Ini: 20.392 Kursi Diperebutkan di Pemilu 2019

<p><strong>Solopos.com, SOLO &ndash;</strong> Pemilu 2019 akan memperebutkan 20.392 kursi di DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Jumlah kursi parlemen yang diperebutkan dibandingkan 2014 naik 825 kursi.<br /><br />Penambahan jumlah kursi DPR/DPRD provinsi/DPRD kabupaten dan kota itu diikuti dengan penambahan daerah pemilihan (dapil) menjadi 2.558 dapil. Penambahan kursi DPR yaitu 15 kursi dari 560 kursi menjadi 575 kursi, kursi DPRD provinsi bertambah 95 kursi, dan kursi DPRD kabupaten/kota bertambah 715 kursi.<br /><br />Berita tentang 20.392 kursi di pemilu 2019 menjadi headline halaman utama <a href="http://solopos.com/" target="_blank"><em>Harian Umum Solopos</em></a> edisi Kamis (19/4/2018). Selain itu ada berita menarik lainnya di bawah ini: <br /><br /><strong>Kesehatan Masyarakat: 2 Anak Sakit, Jual 2 Rumah<br /></strong><br />Ronandi Paradea Wahyunanta, 15, tertidur pulas, sesaat setelah tim dari Dinas Kesehatan Kota Solo, Puskesmas Sangkrah, dan Kelurahan Semanggi, menjenguk di rumahnya di ujung Kampung Dabak Sari, RT 003/RW 023, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Rabu (18/4/2018) pagi.<br /><br />Ruang tengah rumah yang berukuran sekitar 3 meter kali 3 meter disulap menjadi kamar tidur. Dua buah<em> springbed</em> diletakkan berjajar, satu springbeduntuk Ronandi, dan yang lain untuk sang adik, Rafli Bima Ananta, 7, yang juga mengalami kelumpuhan.<br /><br />Sang ibu, Suci Tri Winarsih menyebutkan pada diagnosis terakhir Ronandi menderita megacolon congenital. Sebelumnya, Ronandi dirawat di RSUD dr. Moewardi dan menjalani tiga kali operasi karena pembengkakan usus besar, tumor usus, hingga usus buntu sejak awal 2017. Bukan hanya Ronandi, Rafli pun didiagnosis dengan penyakit yang sama oleh dokter. &ldquo;Tapi untuk yang kecil saya belum berani ambil tindakan operasi,&rdquo; ucap Suci.<br /><br /><strong>Simak selengkapnya: <a href="http://epaper.solopos.com/">http://epaper.solopos.com/<br /></a></strong><br />Di Halaman Soloraya ada berita tentang pendirian industri semen di Wonogiri. Berbagai kajian harus dilakukan sebelum dimulai pendirian. Hal itu bertujuan untuk menghindari konflik akibat pendirian pabrik semen.<br /><br />Jangan sampai konflik yang terjadi di kawasan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah terkait pendirian pabrik semen terjadi di Wonogiri. Hal itu disampaikan Sunyoto, tokoh masyarakat asal Eromoko, Wonogiri, kepada <em>Espos</em>, Rabu (18/4), menanggapi adanya investor besar yang bakal mendirikan industri semen di Wonogiri. Lelaki paruh baya itu berpendapat proses pendirian industri besar yang nilai investasinya mencapai triliunan rupiah membutuhkan waktu sangat panjang. Namun, demikian pemerintah kabupaten (pemkab) tak boleh gegabah dan harus berhati-hati menyikapi masuknya industri semen. <br /><br />Berita tentang kabar pendirian pabrik semen di Wonogiri menjadi berita utama halaman Soloraya <a href="http://solopos.com/" target="_blank"><em>Harian Umum Solopos</em></a> hari ini. Selain itu ada berita menarik lainnya di bawah ini;<br /><br /><strong>Kegiatan Amal: Dengan Gaji Bangun Pondok Pesantren untuk Yatim<br /></strong><br />Berawal dari keprihatinan melihat anak-anak yatim dan dhuafa yang menginginkan pendidikan namun telantar membuat hati Brigadir Eko Julianto tergerak. Ia membuat taman pendidikan alquran (TPA) yang ia pimpin sendiri setelah salat magrib. Dia juga cermat menyisihkan gajinya setiap bulan.<br /><br />Jumlah santri TPA yang terus bertumbuh dan menginginkan bermukim di Desa Manjung membuat Brigadir Eko Julianto memberanikan diri membangun pondok pesantren di atas tanah wakaf. Tepat empat tahun lalu ia mendirikan sebuah pondok pesantren di Desa Manjung. <br /><br /><strong>Simak selengkapnya: <a href="http://epaper.solopos.com/">http://epaper.solopos.com/</a></strong></p><p><strong>&nbsp;</strong></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi