SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kota Solo terancam krisis air bersih. Hal ini menyusul musim kemarau yang panjang ditambah pencemaran air Sungai Bengawan Solo yang mempengaruhi ketersediaan air baku untuk diolah di instalasi pengolahan air (IPA).

Kondisi ini membuat Perumda Air Minum Toya Wening (PDAM) Solo khawatir. Pasokan air bersih ke 58.621 pelanggan terancam terganggu. Sebagai langkah antisipasi, PDAM sudah berkoordinasi dengan Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Jawa Tengah terkait peminjaman truk tangki apabila kondisi air baku memburuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, pasokan untuk pelanggan berasal dari mata air Cokro Tulung, 23 sumur dalam, dan tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA). Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Air Minum Toya Wening Solo, Tri Atmojo Sukomulyo, mengatakan apabila salah satu sumber air tersebut mengalami gangguan akan berdampak pada pasokan air.

“Kamis [5/9/2019] ini, operasional IPA Semanggi yang baru beroperasi akhir tahun lalu berhenti sementara karena air bakunya tercemar limbah. Operasional dimulai lagi setelah air bakunya membaik. Ya, bisa saja disetop sampai hujan turun. Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar segera diambil tindakan,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis.

Sejumlah pihak yang dilibatkan untuk memonitor air baku di antaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo dan Sukoharjo, Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, serta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

“Petugas di IPA Jurug dan Jebres sudah siaga jika sewaktu-waktu air bakunya tidak bisa diolah. Monitoring intens, kalau memang tidak bisa diolah ya dihentikan operasionalnya menyusul IPA Semanggi. Dampaknya pasokan air ke ribuan pelanggan terganggu. Mereka akan kami suplai menggunakan truk tangki. Nah, karena armada terbatas, untuk berjaga-jaga kami sudah meminjam unit ke satker provinsi,” papar Tri Atmojo.

Jika tiga IPA Perumda Toya Wening berhenti beroperasi, otomatis kebutuhan hanya disuplai dari sumber lain. Ribuan pelanggan bakal terdampak dan Solo terancam krisis air bersih.

“Kami sebenarnya sudah menyiapkan solusi, salah satunya membikin intake baru sebelum Kali Samin agar air bakunya lebih bersih. Selain itu, dari Sistem Penyediaan Air Minum [SPAM] Wosusoka,” paparnya.

Kapasitas total SPAM Regional Wosusoka (Wonogiri Sukoharjo Solo Karanganyar) mencapai 1.450 liter per detik dengan perincian tahap pertama 750 liter/detik dan tahap kedua 700 liter/ detik.

SPAM tersebut akan mengalirkan air ke dua kecamatan di Wonogiri, enam kecamatan di Sukoharjo, dua kecamatan di Solo, dan tiga kecamatan di Karanganyar, dengan penerima manfaat sebanyak 580.000 jiwa.

Dari empat kabupaten/kota, Kota Solo mendapatkan jatah terbanyak dengan debit 700 liter/detik. Tahap pertama 200 liter/detik dan tahap kedua 500 liter/detik. SPAM Wosusoka diprediksi beroperasi mulai pertengahan 2022.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Charisal Akdian Manu, mengatakan soal debit air Sungai Bengawan Solo yang kian menyusut, Jasa Tirta I sudah menyiapkan kemungkinan terburuk.

BBWSBS memperhitungkan kebutuhan air baku untuk diolah di IPA Jebres, Pucangsawit, dan Semanggi setiap harinya. “Sudah disiapkan berapa liter untuk diolah. Persoalannya di pencemaran. Kalau pencemarannya tinggi, kami tentu enggak bisa memastikan air itu bisa diolah karena tidak terprediksi,” kata dia saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya