SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo memastikan tak ada penerimaan peserta didik baru (PPDB) offline SDN maupun SMPN pasca daftar ulang yang berlangsung Senin dan Selasa (8-9/7/2019).

Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati, mengatakan kuota siswa di seluruh sekolah sudah terpenuhi sehingga tidak ada kursi tersisa. Kursi yang kosong merupakan jatah bagi jalur kepindahan orang tua.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Sudah enggak ada kursi sisa, jadi enggak ada PPDB offline. Kuota prestasi sudah dialihkan semua untuk zonasi reguler. Sisanya, ya, tinggal jalur mutasi orang tua yang memang sengaja dikosongkan beberapa persen,” kata dia, dihubungi , Selasa.

Etty Retnowati memastikan seluruh pendaftar PPDB online di Kota Bengawan sudah mendapatkan sekolah sesuai pengumuman Sabtu (6/7/2019).

Apabila orang tua tidak menerima hasil tersebut, maka mereka diperbolehkan mencabut berkas untuk kemudian mendaftar ke sekolah swasta.

“Kami akan lihat situasinya setelah rekap daftar ulang selesai. Berapa kuota yang akhirnya kosong? Kan memang ada yang mau [menerima pengumuman penyaluran], ada yang tidak, ya mangga, itu terserah orang tua. Kursi yang kosong dibiarkan saja,” ucap Etty.

Jika orang tua memilih mencabut berkas, maka mereka tak berhak lagi mendaftar ke sekolah negeri karena masa PPDB sudah ditutup.

Kabid SMP Disdik Kota Solo, Bambang Wahyono mengatakan rekap daftar ulang siswa dilaporkan maksimal pada Rabu (10/7/2019). Sehingga, pihaknya belum bisa memberikan informasi kuota yang akhirnya kosong lantaran orangtua siswa mencabut berkas.

“Secara umum, PPDB telah selesai. Sekolah tinggal menyiapkan kegiatan masa pengenalan sekolah (MPS). Ada aturan yang boleh dan dilarang. MPS umumnya berlangsung tiga hari, di mana hari pertama diisi pembagian kelas dan saling kenalan antar siswa. Nah, supaya masyarakat tahu, ada tiga hal yang digarisbawahi,” papar Bambang, dihubungi , Selasa.

Bambang memerinci tiga hal itu, meliputi larangan siswa senior memberi tugas yang memberatkan atau mempersulit siswa baru. Berikutnya, mengarahkan MPS pada kegiatan yang positif yang bersifat mendidik.

“Jika siswa melakukan kesalahan, boleh dilakukan pembinaan, semacam punishment tapi harus yang mendidik, tidak menyakiti, dan menyiksa,” tandasnya.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo memastikan kuota kosong tersisa merupakan ruang untuk mutasi orang tua. Setiap rombongan belajar (rombel) umumnya menyisakan satu hingga dua kursi untuk mengakomodasi jalur tersebut.

“Semuanya sudah selesai. SDN/SMPN, anak-anak Solo yang mendaftar ke negeri sudah dapat sekolah semua. Enggak akan ada PPDB offline,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya