SOLOPOS.COM - Produk tekstil Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Solo menguasai 41% barang ekspor yang berasal dari Jateng. Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan penyumbang ekspor terbesar.

Direktur Pelaksana Indonesia Eximbank, Dwi Wahyudi, mengatakan industri tekstil di Solo dan sekitarnya masuk ke dalam lima besar. Oleh karena itu, tak heran Solo menjadi penyumbang terbesar ekspor di Jateng. Wakil Ketua Bidang Industri, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, David R. Wijaya, mengatakan TPT menyumbang 37% ekspor di Jateng dengan nilai US$ 1.163,73 juta. Kemudian disusul produk kayu (18%) dan barang hasil pabrik (13%).

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Namun David mengatakan produk unggulan Jateng (hasil pertanian) belum bisa masuk ke dalam produk ekspor unggulan. Hal ini karena sentuhan proses kreatif pada hasil pertanian masih terbatas. Padahal yang menjadikan produk unggul dalam ekspor adalah sentuhan kreatif. “Oleh karena itu, kebijakan, sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur harus ditingkatkan supaya produk bisa menjadi produk unggulan ekspor,” ungkap David saat ditemui wartawan seusai Business Gathering Mendorong Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Ekspor Unggulan Jateng di Puri Kencana Ballroom Lorin Solo Hotel, Kamis (12/12/2013).

Selain itu, David mengatakan perlu ada suntikan dana kepada eksportir untuk bisa terus meningkatkan usahanya. Apalagi ditengah krisis pasar Amerika dan Eropa yang menyebabkan pembayaran lebih lama dari biasanya. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Harry Azhar Azis, mengatakan perbankan diwajibkan menyalurkan kredit minimal 10% kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Hal tersebut tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan mempermudah akses keuangan. Dengan kemudahan akses permodalan tersebut diharapkan pula pengusaha cepat dalam meningkatkan level yang lebih tinggi.

Wahyu mengatakan bantuan modal untuk Jateng cukup besar. Dia menjelaskan Jateng salah satu target untuk mendongkrak pembiyaan kepada UKM karena memiliki potensi ekspor yang sangat baik, seperti direct export atau yang linkage dengan perusahaan yang membina UKM. Oleh karena itu, untuk memudahkan pelaku UKM, Wahyu mengatakan berencana membuka cabang di Solo. Cabang ini nantinya diharapkan bisa mengover potensi yang ada di Jateng dan DIY.

Dia juga mengatakan rata-rata pertumbuhan pembiayaan 20%. Tak hanya kredit korporat yang tumbuh, tapi UKM pun tumbuh. Pertumbuhan aset pada tahun depan diperkirakan menjadi Rp45 triliun. Oleh karena itu, dana penyaluran kredit kepada UKM pada tahun depan akan naik menjadi Rp4,5 triliun atau 10% dari total aset.

Wahyu juga mengatakan meski tren bunga rata-rata meningkat tapi dia mengatakan bunga yang ditawarkan Indonesia Eximbank akan kompetitif. Sementara itu, untuk produk asuransi dan penjaminan, dia juga mengatakan akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekpsor.

“Asuransi ekspor sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekspor. Jadi kalau ekspor baik, asuransi akan mengikuti,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya