SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kendaraan roda empat maupun sepeda motor, Rabu (30/12/2020) pukul 12.00 WIB, terpantau Solopos.com memadati Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Bhayangkara, Solo, Jateng. Kepadatan arus lalu lintas karena penyempitan jalur akibat contra flow dan revitalisasi jalur sepeda membuat pengguna jalan Solo melonggarkan disiplin.

Kondisi lengang tampak pada jalur lambat atau jalur pesepeda. Hanya segelintir becak dan sepeda motor yang melintasi jalur tersebut. Kendaraan roda empat masuk-keluar area parkir lokasi usaha atau gedung. Sementara itu, pesepeda sangat jarang  melintasi Jl. Slamet Riyadi maupun Jl. Bhayangkara siang itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, pada segmen tersebut terbilang istimewa bagi para pesepeda. Pemerintah telah memperbarui infrastruktur khusus pengguna sepeda, antara lain markah dan rambu untuk sepeda, pembatas city walk, dan pembangunan rak sepeda.

5 Simbol Ini Kata Fengsui Bawa Rezeki Rumah

Ekspedisi Mudik 2024

Proyek infrastruktur tersebut, merupakan salah satu upaya mengintegrasikan berbagai moda transportasi publik Kota Bengawan. Pesepeda diberikan kemudahan untuk mengakses layanan Batik Solo Trans (BST).

Salah satu pesepeda, Yadi, 66, melakukan perjalanan dari rumahnya di Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari ke Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan Solo. Hampir setiap hari dia bersepeda ke rumah saudaranya.

Yadi mengaku belum pernah menjajal layanan BST. Menurut dia, bersepeda merupakan pilihan terbaik di dalam kota.

5 Benda Ini Kata Fengsui Bawa Energi Buruk

Terlebih sejumlah segmen jalan mendapatkan revitalisasi jalur untuk pesepeda. “Sementara ini infrastruktur untuk pesepeda tidak ada masalah. Hanya kadang terganggu sama pengendara sepeda motor yang melawan arah di jalur lambat. Dan parkir kendaraan di jalur sepeda,” kata dia.

Jadi Lahan Parkir

Jalur pesepeda yang kerap digunakan untuk parkir merupakan Jl. Bhayangkara, tepatnya seberang Museum Batik. Untuk itu, Yadi tidak melintasi jalan tersebut, apalagi kala pengguna jalan Solo melonggarkan disiplin.

Pengemudi becak, Anwar, 57, menjelaskan tidak banyak becak yang melintasi jalur lambat Jl. Slamet Riyadi karena jumlah pengemudi becak turun. Pebecak lebih lama menunggu penumpang pada jalur tersebut. “Becak merupakan seni budaya orang Solo. Tapi seminggu saya hanya bisa narik dua penumpang. Untungnya ada petugas Dishub menawarkan jadi juru parkir,” paparnya.

Ini Zodiak Beruntung dan Sukses di 2021

Anwar menjalani rutinitas baru sebagai juru parkir di depan Kantor OJK sejak dua bulan terakhir. Penghasilannya turun akibat parkir 0 derajat tapi dia tidak mengizinkan parkir kendaraan pada jalur lambat walaupun jalur pesepeda lengang.

Saat peresmian BST koridor 1 dan 2, Sekretaris Dishub Kota Solo, Arif Handoko, menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendapatkan bantuan dari Satker Prasarana Transportasi Jalan Ditjen Hubdat Kemenhub berupa paket pekerjaan, yaitu paket lajur sepeda sepanjang 12, 2 kilometer, rak sepeda, dan pembatas city walk.

Adapun jalur segmen satu, yaitu Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Bhayangkara; segmen dua pada Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Urip Sumoharjo, dan Jl. Kolonel Sutarto; segmen tiga meliputi Jl. Adi Sucipto, Jl. MT Haryono hingga bawah overpass Manahan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya