SOLO PASCAJOKOWI: "Masyarakat Tak Berharap Banyak"

Jokowi-Rudy (Foto: Dokumentasi)

SOLO–Walikota Solo Joko Widodo segera meninggalkan Solo untuk memimpin Ibu Kota. Padahal, Solo seolah telah identik dengan Jokowi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bagaimana Solo Tanpa Jokowi? Didiskusikan di Griya Solopos, Selasa (25/9/2012). Diskusi yang diselenggarakan oleh SOLOPOS dan Radio SOLOPOS FM ini menghadirkan narasumber pengamat hukum dan politik Moh Jamin dari Fakultas Hukum  UNS dan pengamat ekonomi Mulyanto dari Fakultas Ekonomi UNS. Hadir pula Wakil Ketua DPRD Solo Moh Rodhi.

Peserta diskusi, Ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Solo Bambang Ary Wibowo mengatakan masyarakat jangan berharap banyak siapa pun pengganti Jokowi.

Bahkan, Bambang yakin tidak semua program Jokowi akan dapat terlaksana. Apalagi tahun depan sudah ada agenda Pilkada Jateng, 2014 Pilpres, dan 2015 Pilkada Solo. “Tentu mereka akan sibuk dengan urusan itu. Bagaimana akan konsentrasi mengurusi rakyat?”

Wakil Ketua DPRD Solo, Rodhi, menyatakan setelah Jokowi dinyatakan menang dalam Pilkada DKI, DPRD segera memproses untuk melepas Jokowi dari jabatan Walikota. Mekanismenya antara lain dibutuhkan komunikasi politik. “Kami ingin segera ada kepastian.” Pihaknya juga sudah mempersiapkan alternatif solusi. “Bila gagal plan A ya menggunakan plan B,” tutur politisi PKS itu tanpa menjelaskan plan dimaksud.

Sementara itu Mulyanto berpesan setelah peran Jokowi diambil-alih Rudy, kebijaksanaannya pun mestinya demikian. Program-program Jokowi yang telah berjalan baik mesti dilanjutkan. Jokowi dinilai pinter memilih dan memilah program. Misalnya, bila tahun ini mengedepankan fisik maka tahun depan SDM-nya. Oleh karena itu pembangunan SDM Solo, menurut Mulyanto, di Jateng meraih peringkat I sejak 2006.