SOLOPOS.COM - Akses keluar masuk Taman Balekambang, Solo, Minggu (30/12/2012) tersendat terkait banyaknya pengunjung di masa liburan sekolah seperti saat ini. Sebagian pengunjung memilih taman tersebut untuk makan bersama keluarga maupun berkeliling kolam menggunakan perahu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Akses keluar masuk Taman Balekambang, Solo, Minggu (30/12/2012) tersendat terkait banyaknya pengunjung di masa liburan sekolah seperti saat ini. Sebagian pengunjung memilih taman tersebut untuk makan bersama keluarga maupun berkeliling kolam menggunakan perahu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO—Solo ditasbihkan sebagai kota percontohan transportasi di Indonesia. Kedati demikian, Solo masih memiliki problem krusial transportasi yang perlu dibenahi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyoroti setidaknya ada empat permasalahan transportasi yang mendesak dicari solusi.

Kepala Sub Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Kemenhub, Ahmadi, kepada wartawan di Balaikota, Selasa (30/10/2012) lalu, menyatakan problem krusial pertama transportasi Solo adalah jaringan jalan.

Pihaknya melihat lalu lintas terusan yang seharusnya tak masuk Solo masih melewati kota. “Karena belum ada ringroad, angkutan terutama bus-bus besar dari jalur Jogja dan Surabaya terpaksa melewati Solo. Ini bisa membuat kemacetan,” katanya.

Kedua, Ahmadi menyoroti pentingnya integrasi antarmoda di Solo. Menurutnya, ke depan Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan hingga Bandara Adi Soemarmo harus terhubung untuk memudahkan akses masyarakat. “Jaringan yang menghubungkan harus ada,” tuturnya.

Perlintasan sebidang menjadi poin selanjutnya yang menjadi perhatian. Ahmadi menilai sejauh ini masih banyak perlintasan sebidang di sekitar palang kereta api yang bikin macet.

Pembangunan underpass atau jalan layang, menurutnya, bisa menjadi opsi mengatasi masalah tersebut. “Kalau dalam sehari kereta melintas 100 kali, sekali tunggu 10 menit, berapa waktu yang terbuang hanya untuk menunggu kereta lewat. Pemkot harus segera berkomunikasi dengan PT KAI atau Bina Marga.”

Catatan terakhir yakni tentang penambahan pelayanan pengujian kendaraan. Menurutnya, layanan pengujian seperti emisi di Solo sudah cukup overload. Pihaknya meminta Pemkot mencari lahan baru untuk pengembangan pelayanan.

“Kami lihat antreannya sudah panjang. Perlu lokasi baru. Untuk alatnya nanti bisa diusahakan dari pusat,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya