SOLOPOS.COM - Ilustrasi kepadatan Kota Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO -- Kota Solo ditetapkan sebagai kota paling pada penduduk di Jawa Tengah, mengungguli Magelang, Pekalongan, Tegal, dan Semarang. Penetapan itu berdasarkan data pada buku Jawa Tengah Dalam Angka 2021 terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Dengan jumlah penduduk 522.364 jiwa, maka setiap kilometer persegi dihuni 11.353,27 jiwa pada 2020. Sementara satu dekade lalu yakni pada 2010, berdasarkan sensus yang dilakukan BPS angkanya masih 10.852,79 jiwa per kilometer persegi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solo, Purwanti, mengatakan kepadatan tersebut terjadi lantaran luasan wilayah Solo yang sempit. Karena apabila ditilik dari aspek kelahiran, angka kelahiran tak terlalu tinggi.

Baca Juga: Prostitusi Solo Tak Akan Hilang Hanya Dengan Razia, Terus Apa Solusinya?

Dalam setahun, jumlah kelahiran penduduk Kota Solo di angka 9.000-an pada 2020. Jumlah itu turun dibandingkan 2019 lalu. “Jumlah penduduk yang tinggi bisa disumbang dari migrasi penduduk luar ke Solo mengingat tingginya kesempatan bekerja, peluang ekonomi produktif, termasuk fasilitas kota yang tersedia,” katanya kepada wartawan, Kamis (18/3/2021).

Pur, panggilan akrabnya, mengatakan predikat Solo sebagai kota ternyaman juga mendorong tingginya angka migrasi itu. Biaya hidup yang rendah didukung kondisi lingkungan aman membuat Solo nyaman menjadi tempat tinggal.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Solo, Yuhanes Pramono, menyebut kepadatan tersebut sudah terjadi sejak lama. Hal itu karena migrasi penduduk sekitar ke Solo tak terlalu tinggi.

Baca Juga: Polisi Identifikasi Otak Penggerak Gerombolan Bersajam Yang Mengacau Di Sondakan Solo

Indekos dan Mengontrak

Kendati begitu, ia mengamini angka kepadatan penduduk tersebut bisa lebih dari itu mengingat data yang digunakan adalah data kependudukan yang secara administrasi resmi menjadi warga Kota Solo.

“Belum termasuk yang indekos atau mengontrak, karena mereka tidak ber-KTP Solo. Hanya tinggal di Solo tidak terdata di jumlah penduduk tersebut,” terangnya melalui telepon.

Pramono mengatakan pertambahan penduduk Kota Bengawan dalam satu semester hanya di angka 3.000-an. Angka itu dihitung dari selisih kelahiran dengan kematian dan perpindahan dengan kedatangan.

Baca Juga: 3 Sengatan Tawon Vespa Bikin Warga Ngadirojo Wonogiri Lumpuh, Begini Ceritanya

“Antara yang pindah dengan yang datang itu selisihnya tidak banyak. Hanya memang jumlah penduduk itu sudah tinggi. Karena luas wilayahnya kecil, hanya 44 kilometer persegi, sekarang ada perubahan jadi 46 kilometer persegi. Sementara jumlah penduduk, berdasarkan data konsolidasi bersih semester II 2020 itu 578.350 jiwa. Tinggal jumlah itu dibagi akan ada rata-ratanya,” jelas Pramono.

Ia sependapat apabila Solo menjadi tujuan kepindahan lantaran biaya hidup yang rendah dengan fasilitas yang lengkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya