SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan inklusif (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Solo diketahui minim guru pendamping khusus (GPK) bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).  Hal itu menyebabkan pembelajaran dipegang seluruhnya oleh guru kelas yang notabene tidak memiliki keterampilan untuk mendampingi ABK dalam proses pembelajaran.

Hal itu terjadi di SDN Petoran 1 yang menjadi sekolah penyelenggaran pendidikan inklusi yang ditetapkan secara resmi sejak 2010.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kepala SDN Petoran 1 Jebres, Rosid Budiarto, sekolahnya hanya memiliki tiga GPK untuk mendampingi 29 ABK dari kelas I sampai kelas VI. Bahkan, dua diantaranya merupakan guru wiyata bakti (WB) sementara satu orang merupakan guru kunjung dari salah satu sekolah luar biasa (SLB) di Solo.

“Saat ini kami hanya memiliki tiga guru pendamping sehingga mereka tidak bisa mendampingi murid secara penuh,” terangnya saat dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (23/9/2013).

Rosid mengatakan untuk mengantisipasi pembelajaran yang tidak seimbang, pihaknya memanfaatkan guru kelas agar bisa mendampingi ABK dalam mengikuti pelajaran. Pihaknya juga memberikan pelatihan khusus bagi guru kelas dalam membantu ABK mengikuti pelajaran secara maksimal. Khusus ABK, lanjutnya, pihaknya menerapkan tidak ada siswa yang tinggal kelas sehingga peran guru benar-benar dimaksimalkan.
“Memang jumlah GPK belum cukup untuk mendampingi 29 ABK. Sehingga kami juga membatasi jumlah ABK tiap tahun sekitar tiga siswa,” jelasnya.

Diketahui, saat ini Solo memiliki enam SD yang menyelenggarakan pendidikan inklusi, yakni SDN Petoran 1 (Jebres), SDN Pajang 1 (Laweyan), SDN Bromantakan, SDN Manahan dan SD Al Firdaus (Banjarsari) serta SD Kartodipuran (Serengan). Selain itu ada dua SMP penyelenggara inklusi yakni SMPN 12 dan SMPN 23. Sementara itu, sekolah inklusi jenjang SMA/SMK yakni SMAN 8, SMA Muhammadiyah 6, SMKN 8 dan SMKN 9 Solo.

Sama halnya dengan SDN Petoran, SMPN 12 Solo sebagai penyelenggara pendidikan inklusi bahkan tidak memiliki guru pendamping khusus bagi 45 siswa berkebutuhan khusus di sekolah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya