SOLOPOS.COM - Pasar Gede Solo. (Surakarta.go.id)

Solopos.com, SOLO – Status Solo KLB corona berimbas pada lesunya ekonomi masyarakat. Salah satu yang paling terdampak adalah pedagang di Pasar Gede Solo.

Salah satu pedagang Pasar Gede Solo, Sri Rahayu, 54, mengatakan omzetnya menurun hingga 50 persen sejak Solo ditetapkan berstatus KLB Corona.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penurunan omzet juga dirasakan seorang pedagang buah di Pasar gede Solo, Puji, 34. Dia menjelaskan, dalam satu hari ia mampu mendapatkan omzet Rp4 juta sampai Rp5 juta. Semantara saat KLB ia hanya mendapatkan omzet Rp 2,5 juta per hari.

Asrama Haji Donohudan Disiapkan untuk Tempat Isolasi Pasien Corona di Jateng

Selain status Solo KLB Corona, omzetnya menurun akibat peningkatan hargaa buah impor. “Harga buah impor semua naik. Anggur kosong,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (22/3/2020).

Hal senada disampaikan oleh salah satu juru parkir, Dedy, yang menerima informasi penutupan pasar. Warga pasar sudah khawatir dengan berkurangnya pengunjung pasar saat KLB.

Turun separo punjul [separuh lebih].  Biasanya saya dapat retribusi parkir Rp250.000 mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Sekarang Rp110.000 hingga Rp130.000,” katanya.

Jokowi Jengkel ODP Corona Bandel Malah Ikut Rewang dan Jalan-Jalan

Hoaks Pasar Tutup

Beban pedagang akibat penurunan omzet masih ditambah dengan hoaks yang bertebaran. Sebelumnya masyarakat sempat menerima informasi penutupan sejumlah pasar tradisonal di Solo khususnya Pasar Gede, Kecamatan Jebres, Solo.

Namun, informasi tersebut dipastikan hoaks. Bahkan, pedagang tidak percaya kabar penutupan pasar diumumkan secara mendadak. Sri Rahayu, 54, mengaku mendapat hoaks penutupan pasar selama tiga hari mulai Senin (23/3/2020), pada Jumat (20/3/2020) siang.

Tetapi, dia tidak mempercayai kabar tersebut lantaran diumumkan secara mendadak.  Menurutnya pengumuman penutupan pasar tentu disampaikan jauh-jauh hari.

Krisis Corona, Prabowo Minta Sritex Produksi APD Massal

“Pasar tradisonal enggak mungkin tutup. Pengumuman tutup pasti jauh-jauh hari diumumkan supaya para pedagang menghabiskan stok dagangan. Kalau tutup pun pasar tutup enggak mungkin. Kami mau makan apa,” terangnya.

Senada dengan Rahayu, Puji juga menerima kabar penutupan pasar selama tiga hari melalui Whatsapp grup pada Jumat siang. Begitu mendapatkan kabar, ia meminta konfirmasi kepada Lurah Pasar Gede.

UN 2020 Dihapus, Mayoritas Siswa SMK Sudah Mangkir Ujian Pekan Lalu

“Kami mendapatkan kofirmasi kabar tersebut hoaks. Kalau pasar tutup kami mau makan apa? Selama KLB pasar sudah sepi pengunjung,” ungkapnya.

Sementara itu, Lurah Pasar Gede, Agus Suharjo, mengatakan informasi penutupan Pasar Gede Solo yang beredar di kalangan pedagang dan warga tidak benar. Pasar tradisional di Solo tetap buka seperti biasa sesuai dengan jam operasional di saat KLB Corona.

Sampai saat ini, sejumlah pasar tradisional termasuk di Solo dan sekitarnya tetap beroperasi normal. Di Pasar Palur Karanganyar misalnya, aktivitas jual beli berjalan seperti biasa. Meski jumlah pembeli cenderung menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya