SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo Keroncong Festival 2015, Pemkot belum mencairkan anggaran untuk pelaksanaan SKF 2015.

Solopos.com, SOLO–Panitia Solo Keroncong Festival (SKF) 2015 patungan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pentas musik keroncong terbesar di Kota Bengawan itu. Hal ini dilakukan karena dana dari Pemkot belum turun hingga tiga hari sebelum pelaksanaan SKF.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SKF akan digelar pada Jumat-Sabtu (25-26/9/2015) di halaman Balai Kota Solo. SKF merupakan kegiatan hiburan yang diselenggarakan Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) Solo dan acara itu didanai Pemkot Solo.

Sekretaris Panitia SKF 2015, M. Muttaqin, mengatakan Pemkot melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo memberikan bantuan dana sekitar Rp170 juta untuk membiayai kegiatan SKF. Namun, menjelang tiga hari sebelum diselenggarakannya festival musik keroncong ini dana tersebut belum cair.

Ekspedisi Mudik 2024

Supaya tidak menghambat persiapan kegiatan itu, kata Muttaqin, sejumlah panitia patungan uang untuk membiayai operasional kegiatan itu. Nominal uang yang dikumpulkan pun beragam, mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 juta.
Menurut dia, kebutuhan pendanaan untuk mempersiapkan acara yang diklaim berkelas internasional ini harus segera dipenuhi.

Mutaqin mengatakan sebelum SKF dilaksanakan, panitia juga menyelenggarakan kegiatan pra event dengan road show keroncong di sejumlah pasar tradisional. Pembiayaan kegiatan road show keroncong juga hasil dari patungan panitia.

“Saat ini panitia masih melakukan persiapan. Dana yang sudah terkumpul untuk penyelenggaraan ini baru Rp50 juta. Kami akan terus mencari dana untuk menalangi pembiayaan SKF,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sekretariat panitia SKF 2015, Senin (21/9/2015).

SKF tahun ini akan diikuti 16 orkes keroncong (OK) dari delapan kota/kabupaten se-Indonesia dan dua OK dari Malaysia. Daerah yang menjadi peserta SKF ini antara lain, OK CGA dari Demak, OK Harry Palmers dari Jakarta, OK Banyu Geni dari Sidoarjo, dan sejumlah OK dari Solo.

“Setiap OK dari daerah akan diberi uang transpor senilai Rp2,5 juta/OK. Sedangkan OK dari Malaysia akan diberi uang transport Rp5 juta/OK. Kebutuhan pembiayaan sangat tinggi, tetapi malah hingga kini belum ada kepastian pencairan dana,” terang Taqin.

Taqin menambahkan tidak mengetahui alasan dari Pemkot tidak segera mencairkan anggaran untuk membiayai SKF ini. Menurut dia, kegiatan ini sudah tujuh tahun dilaksanakan dan menjadi agenda rutin Pemkot. Tetapi, pembiayaan acara selalu telat dan baru cair setelah acara selesai.

“Belum cairnya dana itu juga berpengaruh pada tingkat promosi acara ini kepada masyarakat. Hingga kini media promosi belum banyak yang menayangkan acara ini. Padahal, acaranya tinggal beberapa hari saja,” kata dia.

Kepala Disbudpar Solo, Eny Tyasni Suzana, mengatakan pencairan dana acara SKF akan dilaksanakan setelah acara tersebut selesai. Menurut dia, hal itu menjadi aturan dan sesuai mekanisme penggunaan APBD.

Eny menambahkan kegiatan SKF menjadi salah satu agenda wisata dan budaya yang ada di Solo. SKF juga bertujuan untuk melestarikan kebudayaan di Tanah Air.

“Bukan telat, tetapi aturannya memang seperti itu. Dalam pencairan APBD kan membutuhkan berkas-berkas kegiatan,” jelas dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya