SOLOPOS.COM - Endah Laras menghampiri Waldjinah sambil mempersembahkan lagu Ibu pada Solo Keroncong Festival 2016 di pelataran Benteng Vastenburg Solo pada Minggu (15/5/2016). (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Solo Keroncong Festival 2016 pada malam puncaknya dihadiri maestro keroncong Waldjinah.

Solopos.com, SOLO – Penyanyi Endah Laras yang tampil dalam malam puncak Solo Keroncong Festival (SKF) 2016 di pelataran Benteng Vastenburg Solo Minggu (15/5/2016) membuat sang legenda keroncong Tanah Air, Waldjinah, tak kuasa menahan tetes air mata haru.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ibu, paras wajahmu nan ayu
Berkebaya warna ungu, selendang mayang di pundakmu
Gelung konde terselip bunga warna merah jambu
Berbalut kain batik sogan, sungguh anggun dan menawan
Teringat di masa yang lalu, kala duduk di sampingku”

Diakui Endah, lagu tersebut dibuatnya secara spontan seusai Waldjinah mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo pada awal April lalu. Lagu spesial tersebut murni sebagai bentuk rasa syukur untuk kesehatan sang legenda sekaligus doa untuk eksistensi musik keroncong Indonesia di masa yang akan datang.

“Lagu ini merefleksikan kembali ketika pertama kali saya bertemu ibu [Waldjinah] di tahun 1995. Waktu itu saya masih belum bisa apa-apa, bisanya nyanyi cuma Yen Ning Tawang Ana Lintang, tapi ibu tanpa ragu mendekati saya, memberi petuah, membenarkan jarit saya,” tutur Endah sesaat seusai acara berlangsung pada Senin (16/5/2016) dini hari.

Minggu (15/5/2016) malam jelang Senin (16/5/2016) dini hari itu, di pelataran Benteng Vastenburg Solo, Endah Laras secara spesial mempersembahkan karya lagu yang khusus dia ciptakan untuk sang legenda. Menuruni satu persatu anak tangga panggung, sambil terus bernyanyi Endah Laras berjalan menghampiri Waldjinah yang duduk di antara penonton.

Waldjinah yang saat itu duduk di kursi roda langsung bangkit berdiri menyambut haru kedatangan Endah Laras. Tangan keduanya bertaut, saling menatap. Menyaksikan momen tersebut, tampak beberapa orang pengunjung trenyuh dan ikut menangis.

Sementara itu ratusan orang masyarakat berbagai usia yang hadir menyaksikan merespons dengan berbagai tingkah. Ada yang terdiam, ada yang langsung ambil posisi berfoto selfie. Aksi foto berlanjut hingga acara berakhir.

Anak-anak muda hingga dewasa mengantre berfoto bareng dengan sang legenda.
Sebelumnya, dari deretan penonton, Waldjinah tampak puas menyaksikan penonton muda turut bernyanyi dan bergoyang dalam irama keroncong gaul Orkes Sinten Remen Djaduk Ferianto dan para penampil lainnya. Interpretasi keroncong mereka tampilkan maksimal di panggung SKF 2016. Mulai dari dangdut, pop, hingga reggae, dengan cerdik diaplikasikan dalam nuansa keroncong yang funky dan ceria.

“Waktu kemarin diajak nonton, iya cuma asal datang saja. Enggak ada ekspektasi apa-apa, soalnya enggak suka keroncong. Eh, begitu sampai di sini malah jadi bengong sendiri, kok ternyata asyik, ya, bisa goyang juga keroncong,” ujar salah seorang pengunjung, Dania Hartanti, 20, sambil tersipu.

Sebagai penutup, Waldjinah begitu bersemangat berkolaborasi menyanyikan lagu Ayo Ngguyu bersama-sama dengan Endah Laras, Yati Pesek, Tuty Maryati, Sahita, Sruti Respati, dan seluruh seniman keroncong pendukung acara pada pergelaran puncak tersebut. Rona bahagia terpancar dari wajah mereka.

“Tidak menyangka, saya senang sekali malam ini. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya, semoga keroncong tetap jaya dan digemari anak muda,” ujar Waldjinah, dengan mata masih berkaca-kaca, Senin (16/5/2016) dini hari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya