SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SOLO—Jumlah pasokan air minum dalam kemasan di kawasan Soloraya tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang terus membeludak. Tersendatnya laju ditribusi barang pascalebaran serta musim kemarau ditengarai memicu permasalahan itu.  Kepala Depo Distributor Resmi Aqua Mitra Mulya Palur, Rajino, mengatakan permintaan air mineral Aqua mencapai 10.000 galon/hari. Sedangkan pasokan dari pabrik Aqua di Klaten hanya 6.000 galon saja.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Jumlah permintaan terutama dari Sragen terus melonjak. Biasanya satu agen hanya dipasok 15-50 galon per hari. Sekarang mereka minta dipasok 100 galon/hari,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (4/10/2012).

Pengecer air mineral dalam kemasan, Pur, mengatakan mampu menjual 100 galon air/hari. Stok itu pun masih kurang mencukupi permintaan konsumen. “Hp sampai saya matikan karena terlalu banyak pemesan. Saat ini stok barang kosong semua,” ujar Pur saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Menurut Rajino musim kemarau yang berkepanjangan menjadi faktor melonjaknya kebutuhan masyarakat terhadap air mineral dalam kemasan. Akibat keterbatasan stok barang agen harus memesan jauh-jauh hari. Pantauan solopos.com, Kamis, bahkan pembeli dari Ngawi, Jawa Timur pun mencari stok air mineral hingga ke Solo.

Pemilik agen isi ulang air mineral Lancar Tirta Jebres, Tri Purnomo, mengatakan masing-masing agen berebut stok air mineral. Agen ini biasanya mendapat pasokan 100 galon/hari. Sekarang, agen yang melayani mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan warga Jebres itu hanya mendapat 15 galon/hari.

“Banyak yang beralih ke air isi ulang merek lain seperti Cyrio, Zakia, Asoki. Itu pun stoknya juga terbatas,” ujarnya.

Selain berpindah ke merek lain, konsumen juga menyiasati dengan air isi ulang dari Gunung Lawu. Harganya sedikit lebih miring dari air minum kemasan bermerek Rp9.000-Rp10.000/galon.

“Pascalebaran fenomena kelangkaan selalu berulang. Apalagi tahun ini diperparah dengan musim kemarau yang panjang,” imbuh Rajino.

Ia berharap tahun depan pemerintah merevisi peraturan itu. Pasalnya, air minum termasuk kebutuhan dasar masyarakat dan bisa disejajarkan dengan sembako. “Lebaran tahun ini paling parah kelangkaan airnya. Kalau bisa peraturan ditinjau ulang,”tandas Tri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya