SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecelakaan yang melibatkan kereta api. (Whisnu Paksa/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sembilan tahun lalu, tepatnya pada 30 Mei 2013, dua anak meninggal dan satu lainnya mengalami luka berat karena tertabrak kereta api (KA) di perlintasan kereta api daerah Underpass Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Solopos.com edisi Kamis (30/5/2013) mengabarkan kecelakaan maut yang terjadi di perlintasan kereta api Underpass Makamhaji. Kecelakaan tersebut menyebabkan dua anak meninggal dunia. Mereka tertabrak KA Malioboro Express pada Kamis (30/5/2013) sore. Mereka mengalami kejadian nahas diduga saat berusaha mengejar layangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, pada Kamis sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyan enam orang anak mencoba mengejar layang-layang yang putus di daerah perlintasan kereta api Underpas Makam Haji.

Saking asyik mengejar layangan, keenam anak itu tak mengindahkan kereta api Malioboro Express yang sedang melintas. Keenamnya tertabrak kereta api.

Dari keenam anak tersebut, dua di antaranya meninggal sedangkan satu orang lagi mengalami luka. Ketiga anak lain selamat. Kedua anak yang meninggal itu PE, 12, dan RH, 11. Keduanya warga Kartasura, Sukoharjo.

Baca Juga : Pamit ke Sawah, Nenek-nenek di Sragen Tersambar Kereta Api

Kapolsek Kartasura yang saat itu dijabat AKP Kemas Indra mengatakan keenam anak tersebut tertabrak kereta dari arah Jogja ke Solo. “Tertabrak Kereta Malioboro Ekspres sekitar jam 15.00 WIB. Kereta dari arah Jogja,” ujar Kemas.

Dua korban meninggal segera dilarikan ke rumah sakit dr. Moewardi Solo untuk divisum. Satu korban yang diketahui mengalami luka parah dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta terdekat.

Kejadian Kali Pertama

“Ini kejadian pertama setelah underpass dibangun. Korban meninggal masih divisum di rumah sakit,” ujarnya saat olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kemas menyampaikan bahwa angka kecelakaan akibat tertabrak kereta api di daerah tersebut tinggi. Karenanya, ia mengimbau masyarakat, terutama orang tua mengawasi anak-anak saat bermain. “Kami imbau masyarakat dan juga anak-anak yang mau bermain di dekat perlintasan,” tuturnya.

Saat itu juga beredar informasi bahwa keenam anak itu tidak mengejar layangan putus, tetapi bermain layangan. Namun ada saksi lain menyebut mereka bermain paku.

Baca Juga : Pasutri Penjual Soto di Masaran Sragen Meninggal Ditabrak KA Gajayana

Salah satu pedagang kijing yang berjarak 10 meter dari lokasi kejadian, S, menyebutkan enam bocah yang bermain di rel KA Makamhaji tersebut bukan bermain layangan.

Korban bersama teman-temannya datang di kawasan rel sekitar 30 menit sebelum kejadian. Keenam anak itu memarkir sepeda di sebelah barat rel atau bagian utara Underpass Makamhaji.

Kemudian, mereka berjalan masuk ke area rel kereta api. Anak-anak itu lantas berbincang dan bercanda di lajur bagian barat rel kereta api, tepatnya di sebelah timur bangunan mesin pompa air underpass.

Menyesal Tak Mengingatkan

“Waktu itu ada enam anak bermain di rel. Mereka bermain mlindesi paku bekas di rel [menggepengkan paku dengan diletakkan di rel]. Mereka berada di rel sisi timur,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis.

Tak berapa lama, ujar S, datang KA dari arah selatan. Mereka kemudian berpindah ke sisi barat. Namun pada saat bersamaan ada kereta barang yang datang dari arah utara.

Baca Juga : Pulang Dari Sawah, Petani Di Prambanan Klaten Meninggal Tertabrak KRL Solo-Jogja

“Karena jalur rel agak menikung, jadi memang tidak terlalu terlihat. Nah, kereta barang dari utara itulah yang menyambar empat bocah itu. Mereka tak ada yang berteriak. Setelah saya lihat dan periksa, dua di antaranya meninggal. Satu luka parah. Yang tiga tidak apa-apa, makanya saya antarkan pulang,” jelasnya.

Dari empat bocah yang tersambar KA barang itu, dua diantaranya langsung meninggal sedangkan dua lainnya mengalami luka-luka. “Mereka [dua orang] berhasil selamat karena mereka dempis [menempel] ke tembok,” ujarnya.

S mengatakan lokasi tersebut sering menjadi lokasi bermain anak-anak. Biasanya, katanya, S selalu mengingatkan mereka agar berhati-hati saat ada KA melintas.

“Tapi waktu itu saya tak sempat mengingatkan sudah kejadian. Dua anak yang luka itu saya ikut membawa mereka ke Yarsis. Mereka mengalami lecet-lecet,” jelasnya.

Ia merasa menyesal karena tak memperingatkan keenam bocah itu. Padahal, biasanya ia sangat keras pada anak yang bermain di rel kereta api. “Pengaman di sebelah saya bekerja ini [pinggir rel], kurang tinggi. Itu saya pasang kabel berduri di atasnya agar tidak bisa digunakan untuk menyeberang,” lanjutnya.

Baca Juga : Tertabrak KA Argowilis, Warga Makamhaji Sukoharjo Meninggal



Duka Bagi Keluarga

Salah satu fungsi bangunan Underpass Makamhaji untuk menekan kecelakaan akibat tertabrak kereta api. Nahas, baru dua bulan diresmikan, perlintasan kereta api Underpass Makamhaji telah merenggut nyawa dua anak yang bermain di rel.

Kejadian itu sempat membuat jalan di sekitar Underpass Makamhaji menjadi padat merayap. Perbincangan tentang kecelakaan tersebut juga ramai di ranah jejaring sosial twitter.

Kecelakaan yang menyebabkan dua bocah meninggal karena tertabrak kereta api Malioboro Express di rel kereta Underpass Makamhaji, Kartasura itu menimbulkan luka mendalam bagi warga sekitar.

Warga di sekitar lokasi kejadian mengaku menyesal tak bisa mencegah kejadian tragis tersebut. Enam anak terlibat dalam insiden itu. Dua di antaranya meninggal di tempat setelah disambar kereta api.

Sementara itu, dua anak lainnya mengalami patah tulang dan sudah dilarikan ke rumah sakit. Dua anak lagi selamat tanpa luka serus. Kedua bocah yang meninggal adalah PE, 12 dan RH, 11. Sementara itu empat korban yang selamat adalah A, 8, U, 10, R, 10, dan R, 10.

Baca Juga : Warga Masaran Sragen Yang Meninggal Tersambar Kereta Api

Peristiwa tersebut menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Keluarga PE mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum kejadian.

2 Anak Selamat

Kelopak mata AS, 45, masih sembab oleh air mata. Ia telentang pada tikar di ruang tamu rumahnya di Kartasura, Sukoharjo, saat Solopos.com menyambangi rumahnya, Kamis petang. Ia masih terpukul mendengar kabar duka yang menimpa anak bungsunya.

Badannya sesekali tengkurap. Kadang, ia menyeka air matanya yang masih keluar. Sementara sang istri, S, 44, tergolek lemas bersandar pada dinding di dekat suaminya. Mereka tak menyangka anak kedua mereka akan meninggal dengan cara yang tragis.

“Mereka berdua bekerja. PE tumbuh dalam pengawasan simbah. Memang, biasanya sepulang sekolah bermain bersama teman-temannya. Tadi, enggak ada keluarga yang dipamiti saat mau bermain. Pada dasarnya ia anak yang baik,” ujar adik keponakan S bernama S, 42.

Korban meninggal lain adalah RH, 11. Ia tetangga sekaligus teman sekolah PE di salah satu SDN di Kartasura. Dua korban lainnya, A, 8, dan U, 10, mengalami patah tulang dan telah dilarikan ke rumah sakit swasta di Kartasura. Sementara, dua orang yang ikut bermain di pinggir rel kereta api selamat tanpa luka serius. Mereka R, 10, dan R, 9.

Baca Juga : Perempuan Meninggal Tertabrak KA Prameks di Laweyan Solo, Begini Kejadiannya

Konten Soloraya Hari Ini menyajikan berita peristiwa pada masa lalu yang menyita perhatian publik di Soloraya. Tujuannya tak lain supaya pembaca bisa mengambil pelajaran berharga dari setiap peristiwa di masa lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya