SOLOPOS.COM - Kemeriahaan pembukaan Solo Great Sale 2016 (Twitter.com/@AilaFashion1)

Solo Great Sale 2016 berlangsung sebulan sepanjang Februari ini.

Solopos.com, SOLO — Solo Great Sale (SGS) dinilai menjadi salah satu formula tepat untuk menarik kunjungan wisatawan dan meningkatkan transaksi saat low season dengan menghadirkan promo hingga 80%. Hal ini karena kebanyakan wisatawan menghabiskan dananya untuk shopping dan kuliner saat mengunjungi suatu wilayah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esti Reko Astuti, mengungkapkan meski baru kali kedua diadakan, SGS sudah menjadi agenda pariwisata nasional. Hal ini karena SGS terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisata dan transaksi.

Oleh karena itu, promosi dilakukan tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri supaya lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) yang datang.

“Dana untuk shopping itu paling tinggi kedua setelah akomodasi untuk wisatawan nusantara [wisnus] sedangkan dana tertinggi kedua bagi wisman adalah untuk kuliner. Oleh karena itu, SGS yang memberikan diskon besar untuk shopping, kuliner hingga akomodasi ini menjadi paduan yang tepat untuk menghadirkan wisatawan,” ungkap Esti kepada wartawan saat pembukaan SGS di area car free day (CFD) Solo, Minggu (31/1/2016).

Dia mengungkapkan wisatawan biasanya minimal membelanjakan uang Rp1 juta saat bepergian. Dia mengatakan SGS bisa menjadi pintu masuk menuju sejumlah destinasi, tidak hanya di Soloraya tapi juga ke Semarang dan Jogja. Hal ini karena pariwisata tidak bisa lagi berbicara mengenai satu kota tapi satu kawasan yang terintegrasi.

Esti mengatakan low season dalam setahun biasanya terjadi dua kali, yakni di awal tahun dan periode Agustus-September. Menurut dia, perlu dipikirkan pula formula untuk mendongkrak pariwisata di Agustus-September tersebut.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyampaikan SGS bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi dalam negeri dengan membeli produk sendiri sehingga meski kondisi ekonomi global sedang goncang dan krisis, Indonesia masih tetap mampu bertahan. Menurut dia, apa yang dilakukan Solo bisa dicontoh oleh daerah lain yang ada di Jateng untuk meramaikan low season.

“Masing-masing daerah bisa mengadakan kegiatan dengan mengangkat potensi dan budaya lokal, seperti Solo yang mampu menggabungkan potensi dan budaya lokal dengan budaya pop. Hal ini karena potensi dan budaya lokal menjadi identitas dan menjadi pembeda dari setiap daerah,” kata dia.

Dia menilai great sale ini bisa menjadi salah satu upaya peningkatan daya saing dalam menembus pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku awal tahun ini.

Ketua SGS 2016, Sri Haryanto atau yang akrab disapa Gareng, mengungkapkan pada gelaran kali ini, peserta yang ikut lebih banyak. Dia menyebutkan banyak peserta baru, terutama dari ritel dan transportasi, seperti Alfamart yang memberi diskon di semua outletnya dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang memberi diskon 10%.

“Peserta kali ini lebih banyak, dari perusahaan besar, ritel, mal, hingga UKM dan pedagang BTC [Beteng Trade Center] sehingga kami optimistis transaksi bisa naik dari sebelumnya Rp80 miliar menjadi Rp150 miliar,” ujar Gareng.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya