SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo Great Sale telah resmi ditutup. Sejumlah catatan pun diberikan terkait pelaksanaannya.

Solopos.com, SOLO – SOLO-Pasar ritel dari Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di Solo belum tergarap maksimal selama Solo Great Sale (SGS) 2016. Hal itu menjadi catatan bagi panitia untuk acara SGS tahun depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, transaksi SGS masih didominisi oleh barang elektronik dan otomotif. Sedangkan transaksi ritel termasuk ritel untuk UKM, industri kecil maupun kuliner masih jauh dari harapan.

“Kami berharap bisa ke sana [menggalakkan transaksi ritel]. Itulah yang bisa membedakan penyelenggaraan SGS dibanding great sale di kota-kota besar,” ujarnya kepada wartawan, Senin (29/2/2016).

Menurut Ketua II SGS 2016 itu, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sebagai panitia, SGS diharapkan mampu menggerakkan ekonomi secara keseluruhan. Tapi kalau dilihat dari sisi pariwisata, parameternya adalah kenaikan jumlah kunjungan.

“Banyak atau tidaknya jumlah kunjungan bisa dilihat dari load factor pesawat dan okupansi hotel,” terangnya.

Solo memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal selama dua kali SGS. Di Solo, ada Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Ada juga Kampung Kerajinan. Solo memiliki karakteristik berbeda dibanding daerah lain karena Solo adalah produsen batik dan kerajinan itu.

“Kota besar kan enggak ada kampung batik, kampung kerajinan, enggak ada. Kalau kita penghasil, produsen. Jakarta itu trader, Surabaya juga trader. Mereka jualan dan kita produsen,” katanya.

Ia berandai-andai, jika transaksi ritel terangkat, hal itu diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap seluruh sektor perekonomian di Kota Solo. Namun, evaluasi panitia belum selesai.

Menurutnya, event-event sejenis SGS seperti Surabaya Shopping Festival, Jakarta Great Sale, Semarang Great Sale didominasi pengunjung domestik. Ke depan, panitia bisa memanfaatkan direct plane seperti dari Malaysia dan Singapura agar turis-turis luar negeri bisa datang ke SGS, menggunakan jasa hotel dan berbelanja di merchant SGS.

“Tourism berkaitan dengan shopping dan kuliner. Karakternya harus kuat. Ini baru tahun kedua, semestinya pada tahun ke-3 diharapkan mulai ramai. Tahun ini kami sudah punya data. Data tersebut bisa menjadi bahan evaluasi penitia untuk pengembangan SGS ke depan. Meski banyak data yang memang tidak terekap,” tutur dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya