SOLOPOS.COM - Warga berebut balon yang berisi kupon voucher belanja saat pembukaan Solo Great Sale 2017 di Perempatan Ngarsopuro, Solo, Minggu (29/1/2017). (M. Ferry Setiawan/JIBI/Solopos)

Solo Great Sale 2017, penyelenggara SGS mencatat transaksi selama sebulan mencapai Rp220 miliar.

Solopos.com, SOLO — Transaksi selama sebulan penyelenggaraan Solo Great Sale (SGS) 2017 mencapai lebih dari Rp220 miliar yang disumbang sekitar 2.500 tenant. Nilai hanya yang terdata dalam sistem.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara yang tidak terdata juga diperkirakan cukup besar. Ketua Umum SGS 2017, Sri Haryanto atau yang akrab disapa Gareng, menyampaikan animo masyarakat menukarkan poin dan jumlah tenant lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Transaksi SGS tahun lalu tercatat hanya Rp161 miliar sehingga tahun ini sekitar Rp80 miliar. Hal ini seiring penambahan peserta dari 1.203 tenant pada 2016 menjadi 2.500 tenant pada 2017. Realisasi ini melebihi target Rp200 miliar untuk transaksi dan 1.500 tenant untuk peserta.

“Animo tenant dan masyarakat sangat besar, terutama di pasar tradisional. Tahun depan kami optimistis semakin ramai dan makin banyak transaksi karena seluruh pasar tradisional [44 pasar] akan diikutkan menjadi peserta,” ujar Gareng saat ditemui wartawan, Selasa (28/2/2017).

Ketua II SGS 2017, David R. Wijaya, menyampaikan secara umum pelaksanaan SGS tahun ini cukup baik. Namun, dia mengaku perlu ada perbaikan, di antaranya sosialisasi dan sistem tukar poin.

Dia mengatakan kesadaran tenant untuk melakukan input poin dan sosialisasi ke konsumen belum maksimal. Oleh karena itu, banyak transaksi yang tidak tercatat. Padahal tahun ini tempat penukaran poin umum sudah ditambah menjadi 27 lokasi.

“Sosialisasi sudah dilakukan dan owner pun sudah tahu mereka terdaftar menjadi peserta SGS. Namun terkadang informasi tidak tersampaikan ke tingkat paling bawah sehingga saat ditanya konsumen bilang tidak ikut [SGS] akhirnya banyak transaksi terlewat,” ujarnya.

Karena itu, dia berharap tahun depan setiap sistem akan langsung terhubung dengan sistem pembayaran di kasir tenant supaya seluruh transaksi dapat tercatat, khususnya pencatatan transaksi yang menggunakan komputer. Selain itu, konsumen juga diharapkan aktif menukarkan poin di lokasi yang telah ditentukan.

“Meningkatkan kesadaran dari karyawan tenant itu sangat penting. Hal ini karena tenant merupakan salah satu ujung tombak untuk menyukseskan kegiatan tahunan ini. Tahun depan, persiapan harus lebih cepat, minimal tiga atau empat bulan sebelumnya supaya sosialisasi maksimal,” kata dia.

Dia berharap tahun depan keaktifan hotel semakin meningkat mengingat hotel memperoleh keuntungan tidak hanya promosi bersama yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tapi juga diskon pajak 30% selama Februari. Apalagi hotel merupakan salah satu pintu gerbang wisatawan sehingga dengan keaktifan dari front office diharapkan SGS tersosialisasi dengan baik ke masyarakat luar kota.

Sistemnya akan terus diperbaiki supaya mudah diakses. Konsumen maupun tenant sempat protes terkait sistem yang sulit diakses. David mengakui perubahan nilai poin dari Rp100.000 menjadi Rp50.000 membuat input poin menjadi lebih lama.

Hal ini karena poin yang diinput dua kali lipat lebih banyak. Tahun ini tercatat poin undian yang terkumpul sebanyak 4 juta poin dari 28.000 konsumen.

Meski begitu, dia menilai keberhasilan SGS ke-3 ini tidak lepas dari peran stakeholders, pelaku usaha, masyarakat Solo, dan wisatawan. Menurut dia, tidak hanya panitia SGS yang berkontribusi tapi juga panitia acara yang digelar pada bulan diskon, seperti Solo Imlek Festival, Festival Jenang, dan perayaan hari jadi Kota Solo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya