SOLOPOS.COM - Spanduk kegiatan Solo Great Sale terpasang di gerbang Pasar Kadipolo, Selasa (31/1/2017). Solo Great Sale yang berlangsung selama Februari 2017 juga diikuti pedagang pasar tradisional. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solo Great Sale 2017 berlangsung selama Februari ini.

Solopos.com, SOLO — Panitia Solo Great Sale (SGS) 2017 mengakui hingga tahun ketiga pelaksanaan SGS belum ada komunikasi dengan pemda di Soloraya atau minimal pemda yang wilayahnya langsung berbatasan dengan Solo seperti Karanganyar dan Sukoharjo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua II SGS 2017, David R. Wijaya, mengatakan tahun depan akan disusun lebih matang supaya lebih banyak yang bergabung. Tidak menutup kemungkinan akan diadakan Soloraya Great Sale karena pariwisata memang borderless atau tanpa batas wilayah.

“Tahun ini memang belum ada komunikasi dengan pemda di Soloraya tapi tahun depan diupayakan pemda ikut ambil bagian di acara great sale. Nanti akan dibahas secara detail seperti apa kerja samanya dan apakah perlu ada payung hukum seperti memorandum of understanding [MoU],” ungkap David, Selasa (7/2/2017).

Menurut dia, setiap tahun selalu ada penyempurnaan dan penambahan pengusaha yang digandeng. Dia mengungkapkan tahun ini penitia masih fokus menggandeng pasar tradisional. Berdasarkan kunjungan dan penilaian yang dilakukan Selasa pagi di empat pasar, pembeli dan pedagang sama-sama antusias untuk memanfaatkan pesta diskon ini.

Diakuinya adanya pembatasan jumlah pedagang sempat dipertanyakan oleh pedagang lainnya. Peserta SGS biasanya memiliki pembeli lebih banyak karena masyarakat tertarik dengan hadiah rumah. Pembeli dari Ngawi dan Madiun pun seolah tak ingin ketinggalan dengan program tahunan ini.

“Pengelola pasar pun ada yang kreatif dengan membuat media promo berupa spanduk dengan tulisan Belanja Murah Entuk Omah,” kata dia.

David mengungkapkan transaksi di pasar tradisional tidak bisa dipandang sebelah mata karena perputaran uangnya cukup besar. Tak sedikit masyarakat yang sekali berbelanja menghabiskan uang lebih dari Rp500.000 hingga jutaan rupiah.

Dia meyakini apabila seluruh pedagang di 42 pasar yang ada di Solo ikut SGS, pasar tradisional akan menyumbang transaksi paling besar. “Tahun depan akan ada penambahan dari sisi jumlah pedagang dan pasar yang akan diikutsertakan SGS,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya