SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan sambutan dalam pembukaan Solo Great Sale 2017. (Twitter/@kotasolo_fp)

Solo Great Sale 2017 tampil beda. Melibatkan pedagang tradisional, konsumen yang berbelanja cabai pun bisa dapat rumah.

Solopos.com, SOLO — Pasar tradisional menjadi pembeda pelaksanaan great sale di Solo dengan kota lainnya. Keikutsertaan pedagang pasar tradisional dalam pelaksanaan Solo Great Sale (SGS) 2017 diharapkan kembali meningkatkan pamor pasar tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo (Rudy), menyampaikan tahun ini merupakan kali pertama pasar tradisional terlibat dalam perhelatan SGS. Sebanyak 216 pedagang di 12 pasar tradisional siap melayani dan memberi potongan harga kepada masyarakat Solo. Keberadaan pasar tradisional diharapkan makin dekat dengan masyarakat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Mulai tahun ini pedagang pasar tradisional menjadi peserta SGS 2017, semoga tahun depan semakin banyak pasar yang ikut, seperti pasar klitikan. Oleh karena itu, masyarakat yang membeli cabai di pasar berpeluang mendapat satu unit rumah,” ungkap Rudy saat pembukaan SGS 2017 di area car free day (CFD), Minggu (29/1/2017).

Menurutnya, untuk memeriahkan pelaksanaan SGS di pasar tradisional, diadakan juga lomba penataan barang dagangan dan layanan bagi pedagang serta kreatifitas penataan pasar, kebersihan, dan keamanan bagi pengelola pasar yang disponsori oleh Bank Indonesia (BI) Solo. Kepala Dinas Perdagangan Solo, Subagiyo, menyebutkan pasar yang mengikuti SGS 2017 diantaranya Pasar Gede, Pasar Klewer, Pasar Legi, Pasar Tanggul, Pasar Kadipolo, Pasar Harjodaksino, Pasar Sidodadi, Pasar Nusukan, Pasar Gilingan, Pasar Jongke, Pasar Gading, dan Pasar Nongko.

“Sosialisasi ke pedagang dan pengelola pasar sudah dilakukan sejak dua pekan lalu sehingga 1 Februari [Rabu] bisa langsung melayani konsumen. Pedagang yang menjadi peserta SGS nanti akan diberi stiker dan banner,” kata dia.

Menurut dia, hanya pedagang yang bersedia yang menjadi peserta SGS. Meski berada di pasar tradisional, pedagang juga memberi potongan harga dan menjaga kualitas produk yang dijual. Di setiap pasar, akan ada petugas untuk melayani penukaran poin mengingat setiap pembelanjaan minimal Rp50.000 mendapat satu poin undian dan kelipatannya.

Ketua Panitia SGS 2017, Sri Haryanto atau yang akrab disapa Gareng, mengatakan jumlah peserta yang ikut sebanyak 1.720 tenant atau melebihi target, yakni 1.500 tenant. Oleh karena itu, dia mengaku optimistis target transaksi sebanyak Rp200 miliar bisa tercapai tahun ini. Selain itu, dia berharap acara tahunan yang diadakan untuk memeriahkan ulang tahun Kota Solo juga mampu meningkatkan geliat ekonomi dan meramaikan low season.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyampaikan SGS menciptakan peluang untuk mengangkat perekonomian daerah. Dia pun berharap ide menggandeng pasar tradisional dalam pelaksanaan great sale bisa ditiru oleh daerah lain yang selama ini hanya mengajak pasar modern.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengapresiasi pelaksanaan pesta diskon di Kota Bengawan. Hal ini karena Solo merupakan satu-satunya kota yang mengadakan great sale satu bulan penuh dan diikuti oleh pedagang pasar tradisional.

“Tidak ada pelaksanaan great sale yang sefemonenal dan unik seperti di Solo karena jangka waktunya lama dan mengangkat pasar tradisional. Diharapkan setiap tahun selalu lebih baik karena great sale selalu mampu mendongkrak perekonomian daerah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya