SOLOPOS.COM - Situasi saat pembagian gunungan di Solo Great Sale (Twitter.com/@AgendaSOLO)

Solo Great Sale 2016 digelar hingga 29 Februari mendatang.

Solopos.com, SOLO — Hingga awal pekan keempat pelaksanaan Solo Great Sale 2016 (SGS) transaksi yang tercatat baru sekitar Rp50 miliar. Nilai transaksi yang belum tercatat dinilai mencapai tiga kali lipat atau senilai Rp150 miliar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua SGS 2016, Sri Haryanto atau yang akrab disapa Gareng, mengungkapkan hingga saat ini pencatatan belum bisa dilakukan secara maksimal karena tidak semua peserta menyediakan layanan penukaran poin. Padahal sejak awal sudah ada sosialisasi mengenai cara memasukkan transaksi konsumen ke perwakilan peserta.

“Peserta SGS mencapai 1.300 tenant dan jumlah transaksi yang terjadi dinilai sudah lebih dari target [Rp125 miliar]. Namun baru tercatat Rp50 miliar karena belum direkap semuanya,” ungkap Gareng saat ditemui wartawan di Sekretariat SGS, Selasa (23/2/2016).

Dia menyampaikan transaksi yang terjadi di bisnis otomotif banyak yang belum tercatat. Selain itu, transaksi di PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga baru tercatat beberapa hari yang lalu. Padahal potensi transaksi di stasiun mencapai Rp150 juta per hari. Oleh karena itu, saat ini volunteer untuk menertibkan transaksi yang belum tercatat ditambah.

“Pendekatan dan roadshow [mengunjungi] tenant terus dilakukan untuk mengecek pencatatan transaksi. Saat ini baru satu dealer, Nasmoco, yang transaksinya sudah tercatat sedangkan dari dealer lain belum. Kami mengupayakan up date pencatatan transaksi bisa mencapai Rp20 miliar-Rp30 miliar per hari,” jelasnya.

Wakil Ketua III SGS, David R. Wijaya, mengatakan kategori otomotif, khususnya mobil, menempati posisi tertinggi dalam memberi sumbangan perolehan transaksi mengingat harga mobil yang tinggi.

Perolehan transaksi selanjutnya disumbang dari pusat perbelanjaan, seperti Solo Paragon Lifestyle Mall, The Park Mall, dan Beteng Trade Center (BTC) baru kemudian dari kategori elektronik.

“Kami memprediksi transaksi yang belum tercatat sekitar dua kali lipat hingga tiga kali lipat dari yang sudah tercatat. Hal ini menunjukkan SGS ini memiliki multiplier effect yang besar untuk menggerakkan ekonomi masyarakat tapi kesadaran peserta untuk melakukan input poin masih kurang,” ujar dia.

Dia menyampaikan dari 1.300 tenant yang tercatat, baru sekitar 20% atau 260 tenant yang melayani penukaran poin. Menurut dia, penukaran poin untuk transaksi di mal cukup baik karena dilakukan di customer service. Namun yang paling sulit dicatat adalah peserta yang lokasinya terpencar dan tidak melayani penukaran poin.

Oleh karena itu, perlu edukasi mengenai pentingnya dukungan semua pihak untuk kesuksesan SGS. Masyarakat diharapkan juga bisa berperan aktif dengan bertanya kepada tenant mengenai penukaran poin.

Panitia pun memberi kelonggaran kepada masyarakat dalam menukarkan poin, dari yang awalnya maksimal penukaran poin hanya bisa dilakukan tiga hari setelah transaksi. Namun sekarang apabila masyarakat masih menyimpan setruk belanja, bisa ditukarkan kapan saja dan di mana saja.

“Batas poin Rp100.000, transaksi yang belum tercatat masih banyak, apalagi kalau misal diturunkan menjadi Rp50.000, nilai yang belum tercatat lebih banyak. Tahun depan kami berencana menurunkan nilai penukaran poin menjadi Rp50.000 supaya bisa menjangkau masyarakat kelas bawah,” imbuhnya.

Public Relation Officer Syariah Solo Hotel (SHS), Paramita Sari Indah W., mengungkapkan beberapa tamu ada yang enggan untuk melakukan penukaran poin SGS. Hal ini karena biasanya datang ke Solo karena ada urusan pekerjaan dan belum tentu akan ke Solo lagi dalam waktu dekat.

“Kami selalu menawarkan kepada tamu untuk melakukan penukaran poin SGS. Namun beberapa di antaranya tidak mau dengan alasan belum tentu akan ke Solo lagi dalam waktu dekat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya