Umum
Jumat, 24 April 2015 - 10:00 WIB

SOLO FASHION FIESTA 2015 : Malam Nanti, 15 Desainer Pamer Busana di The Sunan Hotel

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Solo Fashion Fiesta, 10 Juli 2012 (JIBI/Solopos/Dok)

Solo Fashion Fiesta 2015 digelar malam nanti di The Sunan Hotel pukul 19.00 WIB.

Solopos.com, SOLO – Ikatan Perancang Busana Surakarta (Ikapersata) kembali menggelar peragaan busana bertajuk Solo Fashion Fiesta 2015 di The Sunan Hotel Solo, Jumat (24/4/2015), mulai pukul 19.00 WIB.

Advertisement

Peragaan busana yang digelar untuk kali ketiga sejak 2012 itu mengusung tema Fashion Bussiness Opportunity.

Ketua Panitia Solo Fashion Fiesta 2015, Astuti Kharisma, mengatakan akan ada 105 rancangan busana yang dipamerkan oleh 15 desainer atau perancang busana asal Kota Bengawan.

Advertisement

Ketua Panitia Solo Fashion Fiesta 2015, Astuti Kharisma, mengatakan akan ada 105 rancangan busana yang dipamerkan oleh 15 desainer atau perancang busana asal Kota Bengawan.

Setiap desainer, lanjut dia, diminta untuk menggali kreasi dan eksplorasi desain busana yang mampu bersaing di dunia bisnis.

“Sesuai dengan tema, desainer harus bisa menyajikan mode terobosan agar mampu berbicara banyak di dunia fashion dan bisnis secara Nasional, khususnya di Jawa Tengah,” kata Astuti kepada wartawan di The Sunan Hotel, Rabu (22/4/2015).

Advertisement

“Saya juga akan ikut serta menujukan karya. Jadi kami semua akan tampil membawa desain sesuai dengan karakteristik masing-masing. Masing-masing dari kami menyiapkan 7 rancangan busana,” jelas Astuti.

Berbeda dengan gelaran sebelumnya, semua desainer dalam Solo Fashion Fiesta 2015 wajib menggunakan material yang disediakan oleh salah satu penyedia. Toko Batik Melina menjadi pihak yang menyokong penuh ketersediaan berbagai bahan baku rancangan busana, seperti kain dan asesoris.

“Kami mengajak Toko Batik Melina untuk bersama-sama mempersiapkan bisnis fashion di era globalisasi saat ini. Karya yang muncul nanti diharapkan menjadi perbincangan dunia fashion minimal di Solo dan kemudian merambah secara nasional,” ujar Astuti.

Advertisement

Sementara itu, Pemilik Batik Melina di BTC Solo, Yosua Henry Hanafi, menilai desainer di Solo belum kreatif dan lebih banyak memilih untuk menunggu atau sebagai follower para desainer di kota besar lain.

Dia mencontohkan, desainer Solo baru membeli kain dengan jenis dan motif hampir serupa dengan desain busana yang terlebih dahulu muncul dari daerah lain.

“Kalu bukan follower, seharusnya para desainer di Solo saat membeli kain sudah tergambar apa yang ingin dilakukan dengan kain yang akan dibeli. Jangan membeli kain duluan, namun soal ide belakangan. Desainerlah yang menentukan nasib bisnis di dunia fashion suatu daerah, lesu atau tidak,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif