SOLOPOS.COM - Penari menampilkan wayang kolosal saat Solo Carnaval 2014 di Jl. Jenderal Sudirman, Solo, Sabtu (22/2) malam. Acara untuk memperingati hari ulang tahun ke-269 Kota Solo tersebut menampilkan 1000 penari dan pemusik dengan lakon Darmaning Satiyo. (ardhiansyah IK/Solopos)

Solopos.com, SOLO– Solo Carnaval digelar Sabtu 922/2/2014) malam. Ratusan orang berpakaian adat Jawa berjalan dari Ngarsopuro sampai Jl. Jendral Sudirman. Patung berukuran raksasa pun memeriahkan kirab yang diadakan untuk memperingati Hari Jadi Kota Solo ke-269.

Usai kirab, patung Jendral Sudirman berubah menjadi latar panggung hiburan. Pasalnya, area Gladak disulap bak panggung hiburan yang menampilkan pementasan wayang kolosal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masyarakat Solo disuguhi lakon Dharmaning Satrio yang menceritakan pertempuran antara Karna dan Arjuna. Namun, masyarakat Solo terkejut ketika puluhan penari bergoyang dengan latar musik dangdut di tengah lakon tersebut. Warga Keprabon, Banjarsari, Keprabon, Erni, mengaku akrab dengan tarian dan latar musik tersebut. “Ini lagu buka sitik jos,” ujarnya sembari terkekeh ketika dijumpai Solopos.com di Jl. Jendral Sudirman, Sabtu (22/2).

Erni yang hampir setiap tahun menonton Solo Carnival, mengaku lagu buka sitik jos baru ada pada tahun ini. “Tahun-tahun sebelumnya enggak ada yang seperti ini. Bagus, seru, baru tahun ini ada goyang buka sitik jos” jelasnya. Manurutnya, pertunjukan buka sitik jos sangat menghibur di antara lakon wayang.

Koordinator Penyelenggara Solo Carnval 2014, Bambang Suhendra, mengatakan lagu dan tarian buka sitik jos merupakan bagian dari konsep acara. “Memang mengambil bagian dari cerita,” ujarnya.

Bambang menerangkan sekitar 750 penari ikut andil dalam Solo Carnaval 2014. “Ditambah kru, totalnya menjadi kurang lebih 1000 orang,” kata dia. Menurutnya, acara tahun ini berjalan lancar dan hujan tidak menghalangi jalannya acara. “Ketika hujan turun, acara memang sudah selesai,” tambahnya.

Salah satu peserta kirab dari anggota Pokdarwis, Trimo, mengatakan senang bisa berpartisipasi dalam Solo Carnival tahun ini. Ia mengaku selalu berpartisipasi dalam setiap acara, terutama Solo Carnival. “Selama fisik kuat, akan terus ikut,” terang pria 63 tahun tersebut.

Trimo menjelaskan setiap peserta mendapat Rp25.000 dalam mengikuti kirab tahun ini. “Tapi yang penting senang, bisa punya banyak teman. Bisa menghibur masyarakat,” papar dia. Ia berharap acara seperti ini akan terus ada supaya budaya Jawa tetap bisa ditampilkan kepada masyarakat luas.

Terpisah, pengunjung Solo Carnaval, Gunawan Adi mengaku pertama kali melihat Solo Carnaval. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) semester dua tersebut mengetahui acara Solo Carnaval dari sosial media. Ia pun datang bersama empat kawannya dan melihat kirab di Jl. Slamet Riyadi.

“Acaranya bagus. Harusnya diadain lagi biar yang kain juga tahu kebudayaan Jawa,” jelas warga asal Kebumen tersebut. Tri Ratna juga menjelaskan baru pertama melihat Solo Carnival karena biasanya bertepatan ketika pulang ke Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya