SOLOPOS.COM - Peserta Solo Batik Carnival (SBC) 6 berpose di depan Rumah Dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, Solo, Jumat (7/6/2013). Acara SBC 6 yang mengangkat tema Memayu Hayuning Bawono dojadwalkan digelar Sabtu (29/6/2013). (Maulana Surya/JIBI/SOLOPOS)

Peserta Solo Batik Carnival VI berpose di depan Rumah Dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, Solo, Jumat (7/6/2013). SBC VI dijadwalkan digelar Sabtu (29/6/2013). (Maulana Surya/JIBI/SOLOPOS) 

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

SOLO—Panitia penyelenggara Solo Batik Carnival (SBC) VI tahun 2013 berjanji memberikan perhatian khusus terhadap pengaturan penonton. Janji itu dikemukakan Ketua SBC 2013, Ikhwan N Hidayat, setelah mendengar komentar pendengar SOLOPOS FM yang dikemukakan dalam sesi Dinamika 103 yang mengudara pukul 08.05 WIB-09.00 WIB, Selasa (11/6/2013).

Sorotan atas buruknya manajemen penonton itu didasarkan pendengar SOLOPOS FM kepada pengalaman penyelenggaraan SBC tahun sebelumnya. Pada pelaksanaan SBC tahun lalu, masalah penonton yang kurang tertib dinilai cukup mengganggu karena merangsek kearah peserta.

Hal itu tampak pada komentar warga Jebres, Lenggar, yang mengatakan, “Selama penonton masih menutup atau menghalangi peserta SBC sewaktu berjalan kesannya jadi tidak nyaman/semrawut. Kalau bisa benahi dulu masalah itu, penonton Solo kok selalu seperti itu.”

Dia menambahkan, bahwa penyelenggaraan event serupa di sejumlah negara juga bisa dilaksanakan dengan tertib dan bisa menjadi acuan penyelenggaraan SBC. “Jangan alasan di Singapore ada tribun. Kalau Pasadena memang di negara maju tapi lihat di Brazil, di Argentina, mereka juga penonton negara berkembang tapi kok bisa tertib?”

Sementara pendengar lainnya Agung Santosa berharap event SBC itu bisa membuat batik menjadi mendunia. “Berharap dapat membumikan batik sedunia, sesuai konsep memayuning bawana, bagaimana? Fasilitasi sarana yang berkaitan dengan batik,” kicaunya via jejaring sosial twitter.

Untuk mengantisipasi penonton bandel itu, panitia menurut Ketua SBC 2013, Ikhwan N Hidayat, sudah menyiapkan dua strategi khusus. Demi mencegah penonton merangsek ke arah peserta yakni dengan menyertakan lima marching band dan 200 ”barikade hidup” yang akan menjadi pembatas antara penonton dengan peserta. Barikade hidup yang jumlahnya hampir dua kali lipat peserta tersebut akan menjadi bagian dari karnaval SBC dan berfungsi sebagai pembatas antara peserta dan penonton yang mencegah penonton merangsek kepada peserta.

Simak berita menarik lainnya : http://digital.solopos.com/file/11062013/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya