SOLOPOS.COM - Peserta Solo Batik Carnival (SBC) 9 menari dan memamerkan kostum kepada tamu undangan dan warga di Jl. Bhayangkara, Sriwedari, Solo, Minggu (24/7/2016). SBC 9 yang bertema Mustika Jawa Dwipa tersebut diikuti 300an peserta. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Solo Batik Carnival, DPRD mengusulkan adanya tribun penonton SBC.

Solopos.com, SOLO–Komisi IV DPRD mengusulkan pembuatan tribun penonton untuk menertibkan warga saat menyaksikan pentas Solo Batik Carnival (SBC). Memasuki tahun kesembilan gelaran, manajemen penonton dinilai masih semrawut sehingga mengurangi estetika pentas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Ketua Komisi IV, Paulus Haryoto, melihat tak ada koordinasi yang rapi untuk mendorong penonton tertib saat menyimak karnaval SBC. Menurut Paulus, penonton masih saja merangsek mendekati peserta karnaval sehingga membuat event kurang nyaman untuk dinikmati. “Penonton masih ruwet. Taman juga banyak yang rusak terinjak. Mestinya panitia belajar dari pengalaman penyelenggaraan sebelumnya,” ujar Paulus saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Selasa (26/7/2016).

Paulus mendorong panitia berinovasi dalam hal manajemen penonton. Dia mengusulkan pembuatan tribun penonton untuk mengurai keruwetan di titik-titik kumpul warga sepanjang rute SBC di Jl. Slamet Riyadi. Menurut legislator PDI Perjuangan (PDIP) ini, panitia dapat bekerja sama dengan warga setempat untuk pembuatan fasilitas.

“Tribunnya sederhana saja, tidak perlu yang mewah. Fasilitas itu bisa ditempatkan di kawasan Kauman maupun Timuran,” tuturnya.

Paulus menilai penyediaan tribun penonton juga dapat menambah pemasukan SBC jika dapat dikelola dengan sistem tiket. Dia meyakini penetapan tarif yang terjangkau akan membuat banyak warga tertarik menonton di tribun. “Cukup ditarik Rp3.000 atau Rp5.000. Pasti warga antusias karena bisa nonton karnaval dengan nyaman. Secara tidak langsung, hal itu bisa mengurai keruwetan penonton di jalan.”

Selain pengaturan penonton, Komisi IV menyoroti aspek penganggaran SBC. Paulus mendorong SBC menjadi agenda pariwisata nasional sehingga kebutuhan anggaran dapat disokong pemerintah pusat. Dari sembilan gelaran SBC, Pemkot telah memberi dana stimulan hingga miliaran rupiah untuk mendukung acara.

“Di tahun ke-10, SBC harus lebih besar dan menjadi ajang nasional. Kami harap pusat bisa sharing anggaran lebih ke agenda ini,” tuturnya.

Anggota Komisi IV, Slamet Widodo, mendorong ada komunikasi intens antara panitia dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo untuk memikirkan konsep SBC ke depan. Dia sependapat manajemen penonton menjadi problem krusial untuk diurai. “Harus ada desain tertentu agar gelaran SBC dapat dinikmati dengan nyaman,” ujarnya.

Slamet menambahkan kenyamanan penonton saat menyimak agenda budaya secara tidak langsung akan mendukung promosi Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya