SOLOPOS.COM - Warga Kelurahan Punggawan, Kecamatan Banjardari, Ambarning Palupi, merias anaknya, Jhea Armadita Naila Kusworo, 10, dan Keyza Ramadita Makda Kusworo, 6, saat mengikuti Wokshop SBC di Solo Center Point lantai I, Minggu (10/5) siang. Jhea dan Keyza terlibat sebagai peserta SBC 8. (JIBI/Solopos/Irawan Sapto Adhi)

Workshop SBC 8 akan segera digelar. Sebelumnya diadakan juga Workshop SBC (Solo Batik Carnival) 8.

Solopos.com, SOLO-Seratusan orang dari beragam usia mulai dari kelompok anak-anak, remaja, hingga dewasa berkumpul di Solo Center Point lantai I, Minggu (10/5/2015) pukul 10.00 WIB. Mereka berbaris rapi dengan membentuk posisi 10 berbanjar. Kelompok anak-anak berada di depan atau menghadap arah barat, sedangkan remaja dan dewasa di belakang mereka.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Setelah berbaris rapi, mereka yang awalnya berdiri lantas memutuskan untuk duduk di posisi masing-masing. Jarak posisi duduk di antara mereka sekitar 1,5 meter (m). Tidak berselang lama, mereka diminta untuk membentuk kelompok kecil dengan beranggotakan empat orang sampai lima orang. Selain usia, anggota kelompok kecil itu dibentuk berdasarkan posisi tempat duduk terdekat.

Ekspedisi Mudik 2024

Setelah berkelompok dengan posisi duduk membentuk lingkaran kecil, mereka langsung kompak membuka tas masing-masing. Dari tas yang hampir seluruhnya berukuran besar tersebut, mereka mengeluarkan berbagai peralatan make up atau tata rias. Kotak bedak diletakkan di depan atau dekat dengan kaki, sedangkan kuas dan cermin langsung mereka tenteng.

Mereka yang memoles wajah masing-masing tersebut merupakan peserta workshop yang digelar oleh Yayaysan Solo Batik Carnival (SBC). Mereka tengah menyiapkan diri untuk turut terlibat dalam pergelaran SBC yang akan kembali digelar untuk ke delapan kalinya pada tahun ini, Sabtu-Minggu (13-14/6).

Art Director SBC 8, R. Ade Kurniawan, mengatakan workshop kali ini diikuti oleh peserta SCB dari seluruh perwakilan kecamatan di Solo. Menurut dia, workshop dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya wawasan dan kreativitas peserta SBC 8. Ade menyampaikan, setelah memulai pada pertengahan Maret lalu, workshop make up kali ini menjadi workshop kesembilan yang pernah digelar.

“Setiap pekan kami hampir rutin turun ke kecamatan untuk menggelar workshop bersama peserta. Workshop bahkan tidak hanya dilakukan sehari dalam sepekan, namun mendekati acara seperti saat ini bisa dua sampai tiga kali sepekan. Selain itu, saat workshop, peserta diharapkan juga mandiri. Artinya, mereka didorong bisa membuat kostum dan merias wajah mereka sendiri untuk lebih merangsang kreativitas masing-masing,” jelas Ade.

Terkait konsep make up yang digunakan oleh peserta SBC 8, Ade mengatakan sebisa mungkin menyesuiakan dengan tema yang dipilih, yakni Mancavarna “The Soul of Holy Circle. Menurut dia, tema yang mengandung filosofi Papat Kiblat Lima Pancer itu menjadi acuan dan isnpirasi utama bagi penyelenggaraan SBC 8, tidak hanya aspek kostum, tapi juga perihal make up.

“Mengacu pada tema, peserta kami batasi dengan penggunaan empat warna untuk menyusun kostum dan make up peserta SBC 8. Empat warna itu, yakni merah, hitam, putih, dan kuning. Masing-masing warna mempunyai makna dan karakter sendiri untuk menjelaskan sisi dalam jiwa manusia,” jelas dia.

Ade mencontohkan peserta yang menggunakan warna dominan merah dalam kostum, tidak diperkenankan untuk memilih warna lain sebagai warna make up. “Jangan sampai kostum sudah berapi-api, make up tidak seusai. Sebenarnya tinggal pengombinasian saja. Di situ, kami coba untuk mendapingi peserta. Intinya jangan melenceng dari dari konsep kostum,” papar dia.

Sementara itu, kemeriahan workshop terjadi pada peserta dari kelompok anak-anak. Sebagian besar dari mereka tidak merias wajah sendiri, melainkan meminta bantuan kepada orang tua masing-masing. Hal itu dilakukan kakak beradik, Jhea Armadita Naila Kusworo, 10, dan Keyza Ramadita Makda Kusworo, 6. Mereka kompak meminta bantuan sang ibu, Ambarning Palupi untuk merias wajah.

“Jhea dan Keyza tertarik ikut serta SBC sejak beberapa tahun lalu. Jhea memilih warna merah dan Keyza tampil beda dengan warna putih untuk kostum. Jadi make up untuk mereka juga otomatis berbeda, menyesuaikan dengan warna kostum dan karakter warna yang dipilih,” terang Ambarning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya