Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Delapan kecamatan tersebut adalah Jatisrono, Slogohimo, Sidoharjo, Ngadirojo, Wonogiri (Pokoh dan Brumbung), Selogiri, Wuryantoro dan Pracimantoro. Kondisi itu menyulitkan warga, bahkan ada warga yang terpaksa tidur di mobilnya lantaran tidak mendapatkan solar.
Sementara itu, menyikapi kondisi tersebut Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, memastikan akan segera melayangkan surat kepada Pertamina agar mengoreksi kebijakan pembatasan solar.
Warga Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Bagus S, mengatakan terpaksa bermalam di dalam mobil jenis SUV miliknya lantaran tidak mendapatkan solar. Padahal, Bagus sudah mendatangi dua SPBU, namun solar di dua SPBU itu kosong.
“Sudah dua SPBU di dua kecamatan berbeda saya datangi, tapi sama-sama kosong. Karena waktu itu malam hari, penjual solar eceran juga tidak ada, terpaksa saya tidur di mobil,” ungkap Bagus, saat ditemui Solopos.com, di Gedung DPRD Wonogiri, Kamis (28/3).
Cek Kekosongan
Bupati Danar hari itu juga mendatangi SPBU Pokoh untuk mengecek kekosongan tersebut. Pengawas SPBU Pokoh, Teguh, kepada Bupati di hadapan wartawan, Kamis, menjelaskan kekosongan solar terjadi sejak pukul 09.00 WIB. Menurutnya, kekosongan itu terjadi lantaran pasokan solar turun dari 16 kiloliter (KL) per hari menjadi 8 KL per hari.
Kebetulan pada hari itu juga petugas Polres Wonogiri berniat mengisi bahan bakar bus milik instansi tersebut di SPBU itu. Petugas itu akhirnya harus balik kanan dan kembali lagi Kamis malam untuk mendapatkan solar.
“Kekosongan itu beberapa kali terjadi. Penyebabnya memang karena pembatasan,” kata Teguh.
Seusai kunjungan, Bupati menegaskan pihaknya segera melayangkan surat ke Pertamina terkait keadaan kekosongan solar tersebut. Dia berharap keadaan kekosongan itu tidak berlanjut sehingga semakin menyulitkan warga.
“Segera saya buat surat. Hari ini [Kamis] juga surat dikirim, di-faks kalau perlu agar segera ditangani,” tegas Danar.